Mangupura (Antara Bali) - Objek Wisata Taman Ayun di Mengwi, Kabupaten Badung, Bali mendapat kunjungan masyarakat yang membludak pada umanis Galungan, sehari setelah hari raya besar umat Hindu, Kamis.

Wisatawan mancanegara dalam jumlah rombongan menggunakan bus-bus besar juga mengunjungi objek wisata sebagai salah satu warisan budaya dunia, demikian hasil pemantauan Antara di objek wisata tersebut.

Bus-bus besar, kendaraan pribadi dan ratusan sepeda motor parkir rapi di sepanjang jalan jurusan Denpasar-Singaraja dan sekitar objek wisata Taman Ayun.

Di sekitar objek wisata yang telah mendunia itu berderet pedagang makanan dan minuman, umumnya dinikmati masyarakat setempat, setelah sehari sebelumnya mereka sibuk melaksanakan kegiatan ritual.

Masyarakat setempat setelah melakukan silaturahmi dengan keluarga dekat datang ke objek wisata Taman Ayun kebanyakan hanya untuk menikmati makanan dan minuman yang disajikan para pedagang, disamping menikmati panorama alam sekitarnya.

Sedangkan wisatawan mancanegara yang datang dalam rombongan dengan diantar pramuwisatanya masing-masing mengunjungi kawasan Taman Ayun.

Suasana ramai di objek wisata tersebut menurut Ni Made Haryani, seorang pedagang makanan terjadi sejak Selasa siang (6/9). Demikian pula para pedagang mainan untuk anak-anak juga banyak yang berjualan di tempat tersebut.

Mereka datang dari Denpasar maupun Kota Tabanan untuk mencoba meraup rejeki. "Saya rutin berjualan di sini, terutama pada hari-hari ramai," tutur Yanto yang menjual berbagai jenis balon untuk anak-anak.

Objek Wisata Taman Ayun yang ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia (WBD) merupakan satu kesatuan dengan Catur Angga Batukaru Kabupaten Tabanan, daerah aliran sungai (DAS) Pakerisan, Kabupaten Gianyar dan Pura Ulun Danu Batur Kabupaten Bangli.

Pura Taman Ayun kawasan suci pada areal seluas empat hektare itu dikelilingi kolam besar, dengan pertamanan tertata apik, warisan Kerajaan Mengwi yang kini masuk wilayah Kabupaten Badung, Bali, pernah mengalami kejayaan pada abad XVII silam.

Kolam besar yang "dihuni" berbagai jenis ikan itu, pinggirannya tertata apik, ditanami aneka jenis bunga-bungaan seperti teratai, kamboja, cempaka dan kenanga yang menjadi tempat berteduh para pengunjung di bawah terik matahari. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016