Denpasar (Antara Bali) - Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia Faisal Basri mengatakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami pelambatan, karena itu semua masyarakat harus menghidupkan sektor lainnya.

"Kita bisa melihatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam lima tahun terakhir mengalami penurunan. Karena itu harus semua pihak bergerak agar ekonomi kita bangkit. Pertumbuhan ekonomi kita juga tidak terlepas dari kondisi ekonomi dunia," kata Faisal di sela-sela acara "2 ND Bali Business Round Table" di Kuta, Bali, Senin malam.

Ia mengatakan untuk bisa menaikan perekonomian Indonesia adalah kebijakan secara tegas pemerintah dalam mengkawal perekonomian yang saat ini mengalami stagnan.

"Caranya, bagaimana melakukan terobosan di semua sektor, sehingga ekonomi Indonesia mampu bangkit. Termasuk juga para pengusaha memanfaatkan peluang bisnisnya agar bisa bangkit lagi," ujarnya.

Faisal mengatakan tanpa ada usaha dan perjuangan yang kuat dari pemerintah dan swasta, maka selamanya perekonomian akan mengalami stagnan, dan tidak menutup kemungkinan akan bisa anjlok.

"Tapi saya optimistis dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, dan dibantu para menteri, ekonomi Indonesia akan bangkit ke depannya. Kita lihat pergerakannya hingga bulan September mendatang," ucapnya.

Faisal lebih lanjut mengatakan ekonomi Indonesia juga ditopang oleh sektor jasa keuangan. Namun, jangan sampai terpaku dan mengandalkan sektor jasa, sektor lain juga perlu digenjot agar terus meningkat.

"Unfortunatelly sektor jasanya naik kencang sekali. Tapi sektor barangnya jangan menurun. Sehingga dikhawatirkan seluruh rakyat Indonesia hidup tergantung dari sektor jasa," ucapnya.

Sementara Chairman Lestari Group Alex P. Chandra mengatakan perbankan di Bali mengalami penurunan, antara lain peredaran uang dari bank semakin sedikit, artinya masyarakat (nasabah) yang meminjam di tahun 2016 menurun dibanding tahun sebelumnya.

"Saya melihat kecenderungan peminjaman kredit oleh nasabah saat ini menurun. Padahal stok dana cukup banyak. Ini saya dapat buktikan dari neraca keuangan BPR Lestari, nasabah yang pinjam dana menurun," ujarnya.

Turunnya peminjaman dana oleh nasabah, kata dia, mungkin disebabkan melemahnya kondisi perekonomian di Indonesia. Seakan penyaluran kredit hanya jalan di tempat saja. Padahal suku bunga yang ditawarkan ke nasabah ada penurunan yang signifikan di banding tahun 2015.

"Suku bunga yang ditawarkan ada penurunan di banding tahun lalu. Ini sudah ada kebijakan dari pemerintah untuk menurunkan suku bunga di masing-masing bank/BPR. Tapi di Bali sendiri saya lihat nasabah pinjam dana menurun. Sehingga persediaan dana cukup banyak. Hal ini perlu jalan keluar dan solusi untuk membangkitkan sektor ekonomian," katanya.

Dikatakan, memang secara umum kelihatannya perekonomian masyarakat Bali aman-aman saja. Namun kalau melihat data pada bank, maka sangat kelihatan terjadinya kelesuan perekonomian.

"Oleh karena itu, khususnya di Bali semua sektor harus dibangun dan disinergikan sehingga perekonomian akan secara perlahan akan kembali naik, seperti tahun sebelumnya," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016