Jakarta (Antara Bali) - Perundingan Putaran keempat Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) menyepakati untuk segera mengimplementasikan kerja sama bidang ketenagakerjaan dalam bentuk Skill Exchange Development Pilot Project.

"Kerja sama dalam kerangka Early Outcome IA-CEPA seperti Skill Exchange Development Pilot Project segera ditandatangani secara B-to-B bersamaan dengan acara Indonesian Fair yang akan dilaksanakan pada November 2016 di Perth," kata Ketua Kelompok Perunding Indonesia untuk IA-CEPA Deddy Saleh dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Perundingan Putaran keempat dalam IA-CEPA berlangsung selama tiga hari pada 23-26 Agustus 2016. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Deddy Saleh, sementara Delegasi Australia dipimpin oleh Frances Lisson, dan juga dihadiri oleh perwakilan dari seluruh instansi terkait kedua negara.

Perundingan Putaran keempat tersebut merupakan kelanjutan dari Perundingan Putaran ketiga yang telah dilaksanakan pada 2-4 Mei 2016 di Yogyakarta.

Pada perundingan kali ini, isu-isu utama IA-CEPA yang dibahas antara lain Trade in Goods termasuk RoO, CPTF, SPS, TBT, Trade in Service. Termasuk Financial Services, Telecommunication, Investment, E-Commerce, Competition Policy, dan Institutional and Framework Provisions.

"Perundingan IA-CEPA kita harapkan dapat selesai pada akhir tahun 2017 sebagai tindak lanjut atas kesepakatan kedua negara melalui pertemuan bilateral Menteri Perdagangan RI dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia pada 2 Agustus 2016 di Jakarta," kata Deddy.

Perundingan juga telah membahas Early Outcomes IA-CEPA, antara lain IA-BPG Report, Red Meat and Cattle, Financial Services berupa MoU antara OJK dan ACFS Monas University dan Skill Exchange Development Pilot Project, Vocational Education.

Selain itu juga meliputi Vocational Training and Skilled Workers, Indonesian Food Innovation Center (IFIC), Fashion and Jewellery Design, Drug and Food Standard, dan Herbal/Spa/Aroma.

Indonesia dan Australia juga saling bertukar draft text dan melakukan pembahasan sebelum dilaksanakannya Perundingan keempat.

Pihak Australia menginginkan kerja sama dibangun dalam kerangka yang berbeda dan bukan sekadar Free Trade Agreement (FTA) biasa.

Delegasi Australia yang dipimpin oleh Frances Lisson menegaskan IA-CEPA harus menjadi sarana yang tepat dan menguntungkan kedua belah pihak.

"Perundingan IA-CEPA ini diharapkan menjadi suatu wadah bagi kedua negara untuk menyusun suatu perjanjian ekonomi modern dan komprehensif beyond on traditional FTA sesuai dengan harapan pelaku usaha dari kedua negara, yang telah tertuang dalam IA-BPG Report Phase II yang diluncurkan pada tanggal 2 Agustus 2016 di Jakarta," ujar Frances.

Bagi Indonesia, IA-CEPA diharapkan meningkatkan kinerja perdagangan nasional. Sejauh ini, tren perdagangan Indonesia dan Australia pada 2011-2015 turun sebesar 4,25 persen.

Total perdagangan Indonesia dan Australia pada 2015 hanya mencapai 8,5 miliar dolar Amerika Serikat atau turun 19,8 persen dari sebelumnya 10,6 miliar dolar AS pada 2014.

Sementara itu, nilai ekspor Indonesia ke Australia pada 2015 tercatat sebesar 3,7 miliar dolar AS. Pada tahun yang sama, impor Indonesia dari Australia mencapai 4,8 miliar dolar AS.

Dengan nilai tersebut, perdagangan Indonesia dengan Australia mengalami defisit sebesar 1,1 miliar dolar AS. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016