Denpasar (Antara Bali) - Masyarakat yang tergabung dalam ForBali melakukan unjuk rasa ke gedung DPRD Bali untuk menyampaikan aspirasi terkait penolakan rencana pembangunan proyek reklamasi di Teluk Benoa, Kabupaten Badung, Kamis.
Para pendemo yang mencapai ribuan orang tersebut berjalan kaki dari parkir timur Monumen Perjuangan Rakyat Bali "Bajra Sandi" Renon, Kota Denpasar.
Mereka setibanya di gedung rakyat tersebut, para demonstran melakukan orasi untuk menolak rencana reklamasi atau revitalisasi kawasan Teluk Benoa tersebut.
Menurut mereka, bahwa pembangunan proyek reklamasi tersebut akan berdampak pada lingkungan sekitar, bahkan ada kekhawatiran terjadinya abrasi di kawasan pantai bagian selatan.
Selain itu, ketika musim hujan, maka air yang mengalir akan meluap di kawasan tersebut, sebab menurut pandangan mereka penampungan air hujan dari hulu ada di kawasan Teluk Benoa.
Bahkan mereka mengharapkan wakil rakyat yang duduk di DPRD Bali harus berpihak untuk kepentingan masyarakat Bali, bukan untuk mendukung investor yang secara jelas akan menguasai kawasan yang direklamasi itu.
"Selama ini masyarakat Bali menjadi korban atas ulah para investor yang tidak memperhatikan lingkungan dan budaya setempat. Terbukti investor tersebut berupaya merusak tatanan budaya di Pulau Dewata," kata seorang pendemo, Agung.
Para demonstran yang memenuhi gedung Dewan tersebut diterima anggota DPRD Bali Gusti Putu Budiarta dan Anak Agung Adhi Ardana.
Budiarta mengatakan pihaknya akan menyampaikan aspirasi masyarakat (ForBali) tersebut kepada pimpinan dan anggota Dewan guna dilakukan tindakan lebih lanjut.
Aksi unjuk rasa itu mendapatkan pengawalan ketat dari aparat Kepolisian Kota Besar Denpasar untuk mengantisipasi dan menjaga keamanan di sekitar kawasan Renon.
"Kami menerjunkan aparat kepolisian sekitar 500 orang. Hal ini adalah langkah menjaga keamanan, sehingga para pengunjuk rasa sesuai dengan harapannya untuk menyampaikan aspirasinya ke DPRD Bali," kata Kapolresta Denpasar Kombes Pol. Hadi Purnomo. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Para pendemo yang mencapai ribuan orang tersebut berjalan kaki dari parkir timur Monumen Perjuangan Rakyat Bali "Bajra Sandi" Renon, Kota Denpasar.
Mereka setibanya di gedung rakyat tersebut, para demonstran melakukan orasi untuk menolak rencana reklamasi atau revitalisasi kawasan Teluk Benoa tersebut.
Menurut mereka, bahwa pembangunan proyek reklamasi tersebut akan berdampak pada lingkungan sekitar, bahkan ada kekhawatiran terjadinya abrasi di kawasan pantai bagian selatan.
Selain itu, ketika musim hujan, maka air yang mengalir akan meluap di kawasan tersebut, sebab menurut pandangan mereka penampungan air hujan dari hulu ada di kawasan Teluk Benoa.
Bahkan mereka mengharapkan wakil rakyat yang duduk di DPRD Bali harus berpihak untuk kepentingan masyarakat Bali, bukan untuk mendukung investor yang secara jelas akan menguasai kawasan yang direklamasi itu.
"Selama ini masyarakat Bali menjadi korban atas ulah para investor yang tidak memperhatikan lingkungan dan budaya setempat. Terbukti investor tersebut berupaya merusak tatanan budaya di Pulau Dewata," kata seorang pendemo, Agung.
Para demonstran yang memenuhi gedung Dewan tersebut diterima anggota DPRD Bali Gusti Putu Budiarta dan Anak Agung Adhi Ardana.
Budiarta mengatakan pihaknya akan menyampaikan aspirasi masyarakat (ForBali) tersebut kepada pimpinan dan anggota Dewan guna dilakukan tindakan lebih lanjut.
Aksi unjuk rasa itu mendapatkan pengawalan ketat dari aparat Kepolisian Kota Besar Denpasar untuk mengantisipasi dan menjaga keamanan di sekitar kawasan Renon.
"Kami menerjunkan aparat kepolisian sekitar 500 orang. Hal ini adalah langkah menjaga keamanan, sehingga para pengunjuk rasa sesuai dengan harapannya untuk menyampaikan aspirasinya ke DPRD Bali," kata Kapolresta Denpasar Kombes Pol. Hadi Purnomo. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016