Bantaeng (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali meninjau tempat pengolahan sampah sementara (TPST) di Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan.








Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Buleleng,Nyoman Genep di Kabupaten Bantaeng, Selasa, mengatakan tujuan kunjungan tersebut terutama untuk mempelajari pengolahan sampah Bantaeng yang telah mendapatkan penghargaan terbaik tingkat nasional.








Menurut dia, Kabupaten Bantaeng memiliki pengelolaan sampah terintegrasi dengan masyarakat, dimana di Buleleng juga ada pengolahan serupa namum jumlahnya tidak terlalu banyak.








"Buleleng sebenarnya sudah mulai menerapkan konsep TPST terpadu, namun masih dalam tahap pengembangan lebih lanjut," papar Wayan Genep.








Ia mengapresiasi model penanganan sampah di Bantaeng yang sudah memiliki bank sampah di setiap kelurahan dan sekolah-sekolah di daerah itu.








"Tidak salah mereka mendapatkan penghargaan dan kami kira tepat belajar di sana. Komitmen kepala daerah dimana Buleleng Bebas Sampah Plastik juga mendorong untuk semakin giat membangun bank sampah di setiap desa di Buleleng," kata dia.








Sementara itu, Kepala Sub Unit Pengendalian Dampak Lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bantaeng, Ruqiati mengatakan, pengelolaan sampah terintegrasi di daerah itu dimulai sejak 2008 saat kepemimpinan Bupati Nurdin Abdullah.








"Ini adalah salah satu inovasi dari pak bupati. Komitmennya adalah menjadikan Bantaeng sebagai daerah yang bersih sekaligus dapat mengelola sampah secara baik, tepat guna dan berkesinambungan," kata dia.








Ruqiati mengungkapkan, Bantaeng kini memiliki tujuh TPST besar, terintegrasi dengan TPST di desa-desa dan sekolah.








"TPST yang ada menghasilkan sampah plastik cacahan mencapai delapan ton perbulan dari produksi sampah total mencapai tujuh ton per harinya," paparnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016