Denpasar (Antara Bali) - Andil subsektor peternakan dalam membentuk nilai tukar petani (NTP) di Bali menurun tipis yakni 0,73 persen dari 115,40 persen pada bulan Juni 2016 menjadi 114,56 persen pada Juli 2016.

"Subsektor peternakan terdiri atas usaha ternak besar, kecil, unggas dan hasil ternak lainnya perannya mengalami kemerosotan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan, secara umum kemerosotan subsektor peternakan tersebut akibat indeks harga yang diterima petani (lt) menurun 0,56 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (lb) naik sebesar 0,17 persen.

Terjadinya penurunan indeks harga yang diterima petani dipicu oleh merosotnya pada kelompok ternak besar 0,66 persen dan kelompok ternak kecil 0,26 persen. Secara umum beberapa komoditas peternakan yang mendorong menurunnya indeks harga yang diterima petani antara lain sapi potong, babi, telur ayam ras dan kambing.

Adi Nugroho menambahkan, pada sisi lain kenaikan indeks harga yang dibayar petani dipicu oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,50 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,15 persen.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali I Putu Sumantra dalam kesempatan terpisah mengharapkan pihak-pihak terkait ikut mengawasi "lalu lintas" anak sapi agar tidak sampai diantarpulaukan tanpa izin.

Hal itu penting karena menurut aturan, anak sapi tidak boleh dibawa keluar, kecuali untuk pembibitan. Itupun anak sapi yang status bibit ada ketentuannya dengan tinggi 95 hingga 110 centimeter, harus sapi betina, dan jumlahnyapun telah ditentukan.

Disnakeswan Bali memiliki kewenangan untuk mengeluarkan surat keterangan layak bibit, tetapi sampai saat ini pihaknya belum menerima permintaan izin pembibitan. Yang diminta selama ini sebatas izin untuk sapi potong, katanya.

Adi Nugroho menjelaskan, subsektor peternakan merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali. Dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP tersebut, dua di antaranya mengalami kenaikan dan tiga subsektor mengalami penurunan.

Tiga subsektor yang mengalami penurunan selain subsektor peternakan juga subsektor tanaman pangan 0,84 persen dan subsektor perikanan 0,41 persen.

Sedangkan kedua subsektor yang mengalami peningkatan terdiri atas subsektor hortikultura 0,89 persen dan tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,38 persen, ujar Adi Nugroho. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016