Buleleng (Antara Bali) - Masyarakat Desa Penuktukan, Kabupaten Buleleng, Bali bagian utara menenggelamkan 30 buah karang buatan sebagai upaya mendukung konservasi laut di daerah itu.

"Program ini bagian dari `Coral Reef Conservation` atau konservasi terumbu karang," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Buleleng, Made Arnika di Singaraja, Bali, Sabtu.

Ia mengatakan, Buleleng memiliki potensi laut yang sangat luar biasa, perlu dijaga kelestariannya dan masyarakat diharapkan menjadi penggerak utama sektor itu.

Menurut dia, selama ini pihaknya membina berbagai kalangan penggiat konservasi laut, rutin menenggelamkan rumpon dan karang buatan dimana bekerja sama secara proaktif dengan Pemerintah Provinsi Bali.

Desa Penuktukan, kata Arnika sebagai desa wisata berbasis laut menenggelaman hexadome ke laut Desa Penuktukan. Sebanyak 30 hexadome ditenggelamkan dalam rangka konservasi terumbu karang.

Lebih lanjut, ia berharap masyarakat dapat semakin mencintai alam utamanya wilayah laut sehingga dapat menimbulkan dampak ekonomi dan pariwisata.

"Dampaknya bagi nelayan jika laut terjaga dengan baik maka dapat meningkatkan jumlah tangkapan ikan, begitu juga secara signifikan dapat meningkatkan daya tarik wisata seperti diving dan snorkeling," paparnya.

Buleleng memiliki wilayah konservasi laut yang cukup dikenal secara nasional maupun internasional. Selain Penuktukan di wilayah Timur, juga ada Lovina dan juga Pemuteran yang sering mendapatkan penghargaan dunia.

Pelestarian terumbu karang di Desa Pemuteran dilakukan Yayasan Karang Lestari sebelumnya mendapatkan penghargaan dari Organisasi Pariwisata Dunia.

Penghargaan tersebut sangat penting dan berharga untuk Buleleng karena orang-orang di luar negeri sangat menghargai apa yang dilakukan masyarakat Pemuteran.

Penghargaan tersebut diharapkan dapat memberikan vibrasi terhadap hal-hal bersifat konservasi di Buleleng sehingga pelestarian terumbu karang dapat terus diintensifkan pemerintah dan masyarakat, katanya.  (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016