Moskow (Antara Bali) - Duta Besar Indonesia untuk Rusia M Wahid Supriyadi mengatakan pihaknya ingin memperkenalkan lebih jauh Indonesia ke berbagai lapisan masyarakat di Rusia khususnya Moskow melalui festival yang diselenggarakan akhir pekan ini.
"Kami ingin memperkenalkan Indonesia lewat sebuah festival yang baru pertama kali diadakan, dan waktunya dipilih pada Sabtu dan Minggu," kata Dubes Wahid, seusai upacara pengibaran Sang Saka Merah Putih yang dilaksanakan di Kompleks Kedutaan Besar RI, di Moskow, Rabu.
Menurutnya, minat pengusaha Indonesia untuk ikut serta bertambah dan tercatat sekitar 400 pengusaha UKM menyatakan kesediaan untuk mengikuti festival yang akan menampilkan berbagai produk Indonesia, seperti kerajinan tangan, furnitur, pakaian dan makanan di Hermitage Park.
Tempat tersebut dipilih karena merupakan salah satu lokasi yang banyak dikunjungi warga setempat dan para turis mancanegara.
KBRI Moskow juga mengundang Prof Dr Andrik Purwasito DEA dari Universitas Negeri Sebelas Maret Solo untuk melatih sejumlah anak muda Rusia memainkan gamelan dan akan mempertunjukkan kebolehannya di festival itu.
Menurut Dubes Wahid, para pengusaha setempat juga menjual produk-produk Indonesia akan turut serta.
"Kami mengingatkan para pengusaha dari Indonesia bahwa festival ini bukan untuk sarana menjual produk-produk mereka saja, tetapi untuk mempromosikan Indonesia," kata dia pula.
Dia mengharapkan tahun depan festival akan diselenggarakan lebih besar.
Hubungan diplomatik Indonesia-Rusia secara resmi dibuka pada 3 Februari 1950. Dalam perkembangannya hubungan Indonesia-Uni Soviet/Rusia mengalami pasang surut.
Memasuki abad ke-21 hubungan bilateral Indonesia-Rusia mengalami perkembangan yang signifikan sejak penandatanganan "Deklarasi tentang Kerangka Hubungan Persahabatan dan Kemitraan antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia dalam Abad Ke-21".
Indonesia dan Rusia telah memiliki sedikitnya 45 perjanjian yang ditandatangani dalam berbagai bidang, seperti terorisme, militer, ekonomi, perdagangan, perbankan, lingkungan hidup, ruang angkasa, nuklir untuk tujuan damai, teknologi, pendidikan, kebudayaan dan pariwisata.
Presiden RI Joko Widodo mengadakan kunjungan ke Moskow pada 18-21 Mei 2015 dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Vladimir Putin.
Dalam kunjungannya itu, Presiden Jokowi bertemu dengan para pengusaha Rusia dan mereka akan menanamkan modal senilai 20 miliar dolar AS di sektor pertambangan dan resor di Indonesia.
Dubes Wahid juga mengatakan Indonesia ditawarkan membangun sebuah pusat perbelanjaan halal, mengingat Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.
KBRI Moskow menyelenggarakan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih yang dilaksanakan pada pukul 10.00 waktu setempat, dengan Inspektur Upacara Duta Besar RI untuk Rusia M Wahid Supriyadi.
Setelah upacara, KBRI Moskow mengadakan sarasehan dengan pembicara antara lain Dr Henry Subiakto Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Bambang Adi Winarso PhD dari Kementerian Koordinator Perekonomian, dilanjutkan dengan hiburan.
Selain para diplomat RI, sejumlah WNI dan warga Rusia juga turut menghadiri upacara dan mengikuti acara tersebut. Upacara penurunan bendera juga dilaksanakan pada sore harinya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami ingin memperkenalkan Indonesia lewat sebuah festival yang baru pertama kali diadakan, dan waktunya dipilih pada Sabtu dan Minggu," kata Dubes Wahid, seusai upacara pengibaran Sang Saka Merah Putih yang dilaksanakan di Kompleks Kedutaan Besar RI, di Moskow, Rabu.
Menurutnya, minat pengusaha Indonesia untuk ikut serta bertambah dan tercatat sekitar 400 pengusaha UKM menyatakan kesediaan untuk mengikuti festival yang akan menampilkan berbagai produk Indonesia, seperti kerajinan tangan, furnitur, pakaian dan makanan di Hermitage Park.
Tempat tersebut dipilih karena merupakan salah satu lokasi yang banyak dikunjungi warga setempat dan para turis mancanegara.
KBRI Moskow juga mengundang Prof Dr Andrik Purwasito DEA dari Universitas Negeri Sebelas Maret Solo untuk melatih sejumlah anak muda Rusia memainkan gamelan dan akan mempertunjukkan kebolehannya di festival itu.
Menurut Dubes Wahid, para pengusaha setempat juga menjual produk-produk Indonesia akan turut serta.
"Kami mengingatkan para pengusaha dari Indonesia bahwa festival ini bukan untuk sarana menjual produk-produk mereka saja, tetapi untuk mempromosikan Indonesia," kata dia pula.
Dia mengharapkan tahun depan festival akan diselenggarakan lebih besar.
Hubungan diplomatik Indonesia-Rusia secara resmi dibuka pada 3 Februari 1950. Dalam perkembangannya hubungan Indonesia-Uni Soviet/Rusia mengalami pasang surut.
Memasuki abad ke-21 hubungan bilateral Indonesia-Rusia mengalami perkembangan yang signifikan sejak penandatanganan "Deklarasi tentang Kerangka Hubungan Persahabatan dan Kemitraan antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia dalam Abad Ke-21".
Indonesia dan Rusia telah memiliki sedikitnya 45 perjanjian yang ditandatangani dalam berbagai bidang, seperti terorisme, militer, ekonomi, perdagangan, perbankan, lingkungan hidup, ruang angkasa, nuklir untuk tujuan damai, teknologi, pendidikan, kebudayaan dan pariwisata.
Presiden RI Joko Widodo mengadakan kunjungan ke Moskow pada 18-21 Mei 2015 dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Vladimir Putin.
Dalam kunjungannya itu, Presiden Jokowi bertemu dengan para pengusaha Rusia dan mereka akan menanamkan modal senilai 20 miliar dolar AS di sektor pertambangan dan resor di Indonesia.
Dubes Wahid juga mengatakan Indonesia ditawarkan membangun sebuah pusat perbelanjaan halal, mengingat Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.
KBRI Moskow menyelenggarakan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih yang dilaksanakan pada pukul 10.00 waktu setempat, dengan Inspektur Upacara Duta Besar RI untuk Rusia M Wahid Supriyadi.
Setelah upacara, KBRI Moskow mengadakan sarasehan dengan pembicara antara lain Dr Henry Subiakto Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Bambang Adi Winarso PhD dari Kementerian Koordinator Perekonomian, dilanjutkan dengan hiburan.
Selain para diplomat RI, sejumlah WNI dan warga Rusia juga turut menghadiri upacara dan mengikuti acara tersebut. Upacara penurunan bendera juga dilaksanakan pada sore harinya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016