Jakarta (Antara Bali) - Anggota Komisi VII DPR Mukhtar Tompo mengharapkan pemerintah serius menangani masalah kurangnya pasokan listrik nasional dengan konsisten melaksanakan program pemenuhan energi nasional.
Dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Kamis, Mukhtar mengatakan konsistensi dalam pelaksanaan program pemenuhan energi nasional melalui pengadaan listrik di daerah terpencil melalui program 35 ribu watt.
"Belum ada pernyataan spirit dari pemerintah bahwa proyek ini bisa terwujud. Saya berharap Presiden urun rembuk dulu dengan kementerian teknis, yaitu ESDM dan PLN. Matangkan dulu. Jangan gegabah membuat planing," katanya.
Mukhtar menilai pidato presiden dalam sidang tahunan MPR maupun sidang paripurna DPR penyampaian nota keuangan dan RAPBN 2017 juga belum menyinggung secara tegas hal tersebut.
Ia mengharapkan Presiden Joko Widodo dapat mendorong keberhasilan program kelistrikan khususnya bagi daerah terpencil karena pemenuhannya belum merata.
Selain program pemenuhan kebutuhan listrik 35 ribu watt, Mukhtar juga melihat program Indonesia Terang yang menargetkan ribuan desa dapat teraliri listrik belum optimal.
Politisi Partai Hanura dari dapil Sulsel I ini mengatakan, pengadaan listrik di daerah terpencil masih jauh dari harapan. Di dapilnya sendiri, banyak desa belum terakses listrik. Bahkan, di NTT banyak desa yang sangat tertinggal dan sampai kini belum mendapat penerangan listrik. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Kamis, Mukhtar mengatakan konsistensi dalam pelaksanaan program pemenuhan energi nasional melalui pengadaan listrik di daerah terpencil melalui program 35 ribu watt.
"Belum ada pernyataan spirit dari pemerintah bahwa proyek ini bisa terwujud. Saya berharap Presiden urun rembuk dulu dengan kementerian teknis, yaitu ESDM dan PLN. Matangkan dulu. Jangan gegabah membuat planing," katanya.
Mukhtar menilai pidato presiden dalam sidang tahunan MPR maupun sidang paripurna DPR penyampaian nota keuangan dan RAPBN 2017 juga belum menyinggung secara tegas hal tersebut.
Ia mengharapkan Presiden Joko Widodo dapat mendorong keberhasilan program kelistrikan khususnya bagi daerah terpencil karena pemenuhannya belum merata.
Selain program pemenuhan kebutuhan listrik 35 ribu watt, Mukhtar juga melihat program Indonesia Terang yang menargetkan ribuan desa dapat teraliri listrik belum optimal.
Politisi Partai Hanura dari dapil Sulsel I ini mengatakan, pengadaan listrik di daerah terpencil masih jauh dari harapan. Di dapilnya sendiri, banyak desa belum terakses listrik. Bahkan, di NTT banyak desa yang sangat tertinggal dan sampai kini belum mendapat penerangan listrik. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016