Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar menggelar pameran seni rupa melibatkan seniman yang tergabung dalam Perjalanan Rasa selama seminggu, 6-15 Agustus 2016.

"Pameran tersebut mengusung tema `Dunia Baru` menyuguhkan belasan karya seni patung dan lukisan terbaru," kata staf BBB yang menata acara tersebut Putu Aryastawa di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, acara pembukaan pada Sabtu malam (6/8) dimaknai pertunjukkan Gambuh oleh grup Sunari Wakya dan pembacaan puisi.

Seniman yang ikut dalam pameran tersebut antara lain Made Budhiana, Sipa Manik, Wayan Sunadi `Doel', Uuk Paramahita, I Ketut Jaya `Kaprus', Mangku I Wayan Bawa, I Nengah Kariyasa, Listya Wahyuni dan I Gusti Made Lod.

Selain apresiasi pada malam pembukaan, pameran tersebut juga dirangkaikan dengan lokakarya seni rupa yang akan berlangsung Minggu (7/8).

Menurut Wayan Sunadi 'Doel', salah satu seniman pameran, peristiwa kali ini merupakan salah satu upaya mereka yang tergabung dalam kelompok Perjalanan Rasa untuk menghadirkan karya dengan capaian-capaian baru, baik secara estetik, stilistik maupun kedalaman tematik.

Selain itu juga berupaya mengetengahkan buah cipta terkini, hasil olah teknik yang piawai berikut perenungan yang mendalam atas pengalaman keseharian, merefleksikan juga capaian spiritualitas masing-masing.

"Sebelumnya para perupa Perjalanan Rasa juga pernah berpameran di Bentara Budaya Bali, yakni pada Agustus 2013. Kurun waktu tiga tahun tersebut terbilang tidak singkat. Kita (publik) dapat berharap karya-karya mereka mencerminkan perjalanan rasa yang lebih kontemplatif serta mencerahkan, "ungkap Putu Aryastawa.

Melalui pameran tersebut, para perupa juga membuktikan bahwa mereka kuasa menjaga keotentikan karyanya di tengah kehangatan kebersamaan. Karya-karya mereka, sebagaimana pameran sebelumnya, bertumpu pada kekuatan olah rasa, buah penghayatan pada kehidupan.

Hal itu sekaligus gambaran akan simpati dan empati kepada sesama. Dengan demikian akan dapat menyaksikan kembali kekhasan para perupa komunitas, di mana kanvas mereka ibarat langit luas yang penuh dengan sapuan-sapuan bebas, berikut warna-warna pilihan yang menggambarkan kedalaman dan keheningan batin, ujar Putu Aryastawa. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016