Singaraja (Antara Bali) - Buleleng Endek Karnaval (BEC) 2016 di Kota Singaraja, Bali, akan menampikan busana hasil karya para perancang Bali Utara yang sudah terkenal memiliki kualitas dan seni tingkat tinggi.
"Kami mengapresiasi hasil karya para perancang asli Buleleng yang sudah diakui dalam kancah lokal maupun nasional," kata Ketua Panitia BEC, Gede Dharmaja di Singaraja, Jumat.
Ia mengatakan, para perancang asli Buleleng tersebut akan menampilkan berbagai hasil karya berbahan dasar kain endek, jenis kain tradisional Bali yang kini sedang digandrugi masyarakat luas.
"Mereka akan mempersembahkan hasil karya perpaduan dari tiga konsep yakni masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Paduan tersebut merupakan kombinasi karya elegan dengan kombinasi tradisi yang adiluhung," katanya.
Dharmaja menambahkan, berbeda dengan BEC tahun-tahun sebelumnya, kali ini akan mengangkat tema "metamorfosis" atau proses regenerasi dimana saat ini endek sudah berkombinasi dengan berbagai jenis lainnya.
"Endek sudah menjadi semacam trend di kalangan tua hingga muda. Terlebih di perkantoran sudah banyak yang menggunakannya untuk busana wajib," paparnya.
Sementara itu, BEC 2016 akan melibatkan sebanyak 34 peserta dan diperkirakan akan disaksisan ribuan orang, mulai dari wisatawan baik lokal maupun mancanegara dan warga setempat.
"Karnaval menjadi populer dan menjadi salah satu daya tarik wisata di Bali Utara. Para peserta membuat busana berbahan dasar endek yang merupakan salah satu kain asli Buleleng," kata dia.
Dharmaja yang juga Kepala Bappeda Buleleng itu menambahkan, salah satu tujuan besar yang ingin dicapai pada pelaksanaan BEC adalah menjadikan Buleleng sebagi "Endek Center" atau pusat kain endek secara nasional dan internasional. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami mengapresiasi hasil karya para perancang asli Buleleng yang sudah diakui dalam kancah lokal maupun nasional," kata Ketua Panitia BEC, Gede Dharmaja di Singaraja, Jumat.
Ia mengatakan, para perancang asli Buleleng tersebut akan menampilkan berbagai hasil karya berbahan dasar kain endek, jenis kain tradisional Bali yang kini sedang digandrugi masyarakat luas.
"Mereka akan mempersembahkan hasil karya perpaduan dari tiga konsep yakni masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Paduan tersebut merupakan kombinasi karya elegan dengan kombinasi tradisi yang adiluhung," katanya.
Dharmaja menambahkan, berbeda dengan BEC tahun-tahun sebelumnya, kali ini akan mengangkat tema "metamorfosis" atau proses regenerasi dimana saat ini endek sudah berkombinasi dengan berbagai jenis lainnya.
"Endek sudah menjadi semacam trend di kalangan tua hingga muda. Terlebih di perkantoran sudah banyak yang menggunakannya untuk busana wajib," paparnya.
Sementara itu, BEC 2016 akan melibatkan sebanyak 34 peserta dan diperkirakan akan disaksisan ribuan orang, mulai dari wisatawan baik lokal maupun mancanegara dan warga setempat.
"Karnaval menjadi populer dan menjadi salah satu daya tarik wisata di Bali Utara. Para peserta membuat busana berbahan dasar endek yang merupakan salah satu kain asli Buleleng," kata dia.
Dharmaja yang juga Kepala Bappeda Buleleng itu menambahkan, salah satu tujuan besar yang ingin dicapai pada pelaksanaan BEC adalah menjadikan Buleleng sebagi "Endek Center" atau pusat kain endek secara nasional dan internasional. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016