Jakarta (Antara Bali) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan mengkaji kemungkinan adanya revisi atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019 yang dinilai sudah tidak realistis.

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, pihaknya akan membahas hal tersebut terlebih dahulu dengan Presiden Joko Widodo karena RPJMN sendiri merupakan terjemahan dari visi dan misi presiden saat pemilu lalu.

"Tentu kita akan koordinasi dulu dengan Bapak Presiden. Kalau memang perlu direvisi RPJMN-nya, sampai seberapa jauh," ujar Bambang di Jakarta, Kamis malam.

Menurut Bambang, evaluasi terhadap perencanaan yang dibuat pemerintah sendiri memang sebuah keniscayaan, untuk menilai apakah capaian pemerintah sudah sesuai dengan target yang dicanangkan.

"Rencana itu kan selalu awal di depan, begitu sudah berjalan kita harus review apakah yang dilakukan selama ini sudah sesuai sasaran atau belum, atau mungkin perencanannya waktu itu kurang menggambarkan kondisi yang sebenarnya," kata Bambang.

Dalam RPJMN 2015-2019, salah satu target pembangunan yang ditetapkan yakni pembangunan makro ekonomi di mana pertumbuhan ekonomi ditargetkan tumbuh 6 persen hingga 8 persen.

Namun, dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi bahkan susah payah menyentuh level 5 persen seiring dengan masih melambatnya perekonomian global.

Sejumlah pihak menilai target pertumbuhan ekonomi tersebut sudah tidak realistis dan perlu dievaluasi kembali oleh pemerintah.

"Itu yang kita ingin buat (revisi), agar RPJMN ini jadi lebih realistis dan lebih bisa dicapai oleh pemerintahan saat ini," ujar Bambang. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Citro Atmoko

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016