Amlapura (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan para penerima bantuan bedah rumah untuk tidak menjadi semakin malas setelah menerima bantuan.

"Setelah dapat fasilitas jangan jadi malas, jangan berpikir baru miskin akan terus dibantu pemerintah sehingga jadi manja. Bantuan ini harus dipakai sebagai penyemangat untuk terus bekerja membangun keluarga," kata Pastika saat meninjau lokasi pembangunan bantuan bedah rumah untuk keluarga Dewa Made Sanjaya warga Desa Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, Minggu.

Keluarga Dewa Made Sanjaya hidup dalam kesederhanaan. Sanjaya sehari-harinya bekeja sebagai kuli bangunan, dan istrinya Desak Putu Merti pun membantu mencari nafkah sebagai tukang angkut pasir.

Penghasilan yang pas-pasan hanya cukup untuk makan sehari-hari, beban hidup pun dirasa bertambah berat manakala penghasilan yang minim itu juga harus dibagi lagi untuk membiayai sekolah tiga orang anaknya.

"Untuk belanja sembako biasanya saya ngebon dulu sama tetangga, kalau sudah dapat upah kerja baru saya bayar, apa lagi saya harus menyekolahkan tiga anak. Saya merasa beban semakin berat," ujar Sanjaya.

Keluarga itu terpaksa tinggal berdesak-desakan dalam satu gubuk yang dimanfaatkan untuk seluruh aktifitas sehari-hari, sebagai tempat tidur sekaligus dapur yang hanya dibatasi dinding gedeg.

Anak kedua dari pasangan itu, Dewa Ayu Made Yuniantari (13), pun tidak mau tinggal diam, ia membantu meringankan beban orang tuanya untuk mencari bekal sendiri dengan menjadi penari lepas ke hotel-hotel bersama sanggar yang ada di dusun setempat, dengan upah Rp25 ribu untuk sekali menari.

Pastika yang prihatin mendengar penuturan Sanjaya, kemudian menawari Yuniantari yang saat ini duduk di kelas 3 SMP untuk melanjutkan sekolahnya di SMA atau SMK Bali Mandara.

"Kenapa harus melanjutkan ke sekolah umum, kenapa tidak ke SMA/SMK Bali Mandara? Kamu sudah masuk kriteria, karena yang bisa sekolah di sana kriteria utamanya adalah miskin. Jadi jangan salah persepsi, untuk masuk di sana tidak harus berprestasi. Dibiayai pemerintah juga, jadi tidak perlu keluar uang, tahun depan kamu daftar di sana saja," ujar Pastika.

Kondisi yang dialami penari seperti Yuniantari diharapkan dapat membuka mata para pelaku wisata agar bisa memberikan upah yang layak. Karena tidak semua pelaku seni itu berasal dari kalangan mampu, sehingga dengan penghasilan yang sesuai bisa membuat seni yang digeluti memberikan penghidupan.

Pastika pun mengharapkan peran serta pemerintah daerah dalam mempercepat pengentasan kemiskinan di Bali, karena sesuai kewenangan setiap KK kurang mampu juga merupakan kewajiban masing-masing daerahnya.

"Bagaimanapun juga KK miskin itu tetap tanggung jawab kabupaten/kota yang mewilayahi, seharusnya mereka juga berperan aktif. Jangan semua dilimpahkan ke Pemprov. Dan ini untungnya kita mau menangani, seharusnya kita cuma membantu," ujarnya.

Pastika juga meminta peran aktif kepala desa untuk mendata setiap warganya secara detail, baik mengenai KK kurang mampu, pendidikan, kesehatan dan sebagainya.

Hal itu karena aparat desa sebagai ujung tombak pemerintahan yang bisa mengetahui kondisi warganya secara pasti untuk membantu memediasi hal-hal yang dialami oleh masyarakat untuk penanganan lebih lanjut.

Seperti halnya kesehatan, terutama mata, tiap kepala desa diharapkan bisa mendata warganya yang menderita katarak, kebutaan, atau gangguan penglihatan lainnya, untuk dilaporkan ke RS Mata Bali Mandara.

"Apabila setelah dilakukan pemeriksaan, dalam satu desa terdapat lebih dari 10 penderita katarak, maka pihak RS Mata Bali Mandara yang akan mendatangi saudara-saudara untuk melakukan operasi yang diderita di puskesmas terdekat," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali Nyoman Wenten mengatakan banyak masyarakat yang belum memahami alur pemberian bantuan bedah rumah.

Data yang disampaikan tahun berjalan merupakan pengajuan data sebelumnya, jadi jika ada warga yang belum masuk data tidak serta merta bisa dibantu, karena sudah ada penerima yang masuk data sebelumnya.

"Pemberian bantuan pun harus menunggu penuntasan yang masuk sebelumnya, baru selanjutnya diberikan kepada calon penerima baru," katanya.

Pengajuan oleh kepala desa pun diharapkan sudah masuk tahun sebelumnya, dan ini menurutnya juga berlaku bagi bantuan-bantuan pemerintah lainnya yang terpaku pada sistem penganggaran.

Sementara itu, Kepala Desa Manggis Wayan Partika Suyasa sangat berterima kasih atas bantuan yang diterima warganya. Dari 18 KK miskin yang diajukan tahun ini, 8 KK sudah dibantu oleh Pemprov Bali. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016