Denpasar (Antara Bali) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyerahkan tiga unit peralatan sirine tsunami kepada Pemerintah Provinsi Bali ditandai dengan penandatanganan berita acara serah terima.
Kepala BMKG Andi Eka Sakya di sela-sela menandatangani berita acara serah terima itu dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Denpasar, Senin, berharap peralatan yang diserahkan itu dapat membantu penanggulangan bencana.
Menurut dia, ketiga peralatan sirine tsunami itu akan ditempatkan di Kelurahan Serangan Denpasar; Kecamatan Seririt di Kabupaten Buleleng dan Desa Kediri, Kabupaten Tabanan.
"Sebagai antisipasi dan pemberian pemahaman kepada warga, kedepannya akan dijadwalkan pelatihan secara berkala, seperti uji coba setiap satu bulan sekali untuk mengetahui tingkat fungsi peralatan tersebut, maupun setiap tiga bulan sekali yang uji cobanya ikut melibatkan komponen masyarakat," ujar Eka Sakya.
Sementara itu, Made Mangku Pastika mengatakan bahwa musibah bencana alam tidak bisa diprediksi datangnya. Bali sebagai daerah tujuan wisata internasional memang sudah sepatutnya memiliki peralatan tersebut agar bisa memberikan perasaan aman bagi para wisatawan dan masyarakat Bali.
Peralatan tersebut, kata dia, sebagai upaya antisipasi terjadinya bencana tsunami sangat penting, namun masih banyak masyarakat belum mengetahui keberadaannya dan kurang memahami peringatan yang akan keluar apabila terjadi bencana.
Karena itu, menurut dia, memang sepatutnya dibarengi dengan pemahaman masyarakat terkait peringatan dan tindakan yang seharusnya diambil saat terjadi bencana sehingga peralatan tersebut berfungsi efektif dalam meminimalisasi jatuhnya korban.
"Bali sebagai daerah wisata memerlukan alat penanggulangan bencana, jualan kita adalah kesiapan, karena kesiapan itu bisa meminimalisasi dampak kerugian becana," katanya.
Piranti lunak sudah ada, tetapi terkadang masyarakat belum sepenuhnya tahu dan paham. "Jadi diperlukan upaya-upaya agar masyarakat tahu dan paham, sehingga tahu apa yang akan dilakukan saat terjadi bencana," katanya.
Pastika juga menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja sama yang sudah terjalin antara BMKG dengan Pemprov Bali.
Kedepannya kerja sama yang sudah terjalin tersebut diharapkan dapat terus ditingkatkan terutama peningkatan bantuan peralatan-peralatan maupun peningkatan SDM yang mengoperasikan peralatan-peralatan tersebut.
"Semoga ke depan Bali terus mendapat perhatian, bantuan peralatan dengan teknologi semakin canggih terus ditambah, maupun peningkatan kapasitas SDM-nya melalui pelatihan-pelatihan," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Kepala BMKG Andi Eka Sakya di sela-sela menandatangani berita acara serah terima itu dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Denpasar, Senin, berharap peralatan yang diserahkan itu dapat membantu penanggulangan bencana.
Menurut dia, ketiga peralatan sirine tsunami itu akan ditempatkan di Kelurahan Serangan Denpasar; Kecamatan Seririt di Kabupaten Buleleng dan Desa Kediri, Kabupaten Tabanan.
"Sebagai antisipasi dan pemberian pemahaman kepada warga, kedepannya akan dijadwalkan pelatihan secara berkala, seperti uji coba setiap satu bulan sekali untuk mengetahui tingkat fungsi peralatan tersebut, maupun setiap tiga bulan sekali yang uji cobanya ikut melibatkan komponen masyarakat," ujar Eka Sakya.
Sementara itu, Made Mangku Pastika mengatakan bahwa musibah bencana alam tidak bisa diprediksi datangnya. Bali sebagai daerah tujuan wisata internasional memang sudah sepatutnya memiliki peralatan tersebut agar bisa memberikan perasaan aman bagi para wisatawan dan masyarakat Bali.
Peralatan tersebut, kata dia, sebagai upaya antisipasi terjadinya bencana tsunami sangat penting, namun masih banyak masyarakat belum mengetahui keberadaannya dan kurang memahami peringatan yang akan keluar apabila terjadi bencana.
Karena itu, menurut dia, memang sepatutnya dibarengi dengan pemahaman masyarakat terkait peringatan dan tindakan yang seharusnya diambil saat terjadi bencana sehingga peralatan tersebut berfungsi efektif dalam meminimalisasi jatuhnya korban.
"Bali sebagai daerah wisata memerlukan alat penanggulangan bencana, jualan kita adalah kesiapan, karena kesiapan itu bisa meminimalisasi dampak kerugian becana," katanya.
Piranti lunak sudah ada, tetapi terkadang masyarakat belum sepenuhnya tahu dan paham. "Jadi diperlukan upaya-upaya agar masyarakat tahu dan paham, sehingga tahu apa yang akan dilakukan saat terjadi bencana," katanya.
Pastika juga menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja sama yang sudah terjalin antara BMKG dengan Pemprov Bali.
Kedepannya kerja sama yang sudah terjalin tersebut diharapkan dapat terus ditingkatkan terutama peningkatan bantuan peralatan-peralatan maupun peningkatan SDM yang mengoperasikan peralatan-peralatan tersebut.
"Semoga ke depan Bali terus mendapat perhatian, bantuan peralatan dengan teknologi semakin canggih terus ditambah, maupun peningkatan kapasitas SDM-nya melalui pelatihan-pelatihan," ujarnya. (WDY)
Editor : I Gusti Bagus Widyantara
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016