Denpasar (Antara Bali) - Wali Kota Denpasar, Bali Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra membuka kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2016/2017 bagi siswa baru SMP, SMA/SMK di Lapangan Lumintang.

Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra di Denpasar, Senin mengatakan sesuai dengan prinsip penyelenggaraan lingkungan sekolah yang sebelumnya dikenal dengan Masa Orientasi Siswa (MOS) telah diganti dengan MPLS yang mengacu pada Permendikbud RI No.18 Tahun 2016 Tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru.

Rai Mantra minta pengalaman MOS tahun sebelumnya harus dihapus, dan tidak ada lagi perpeloncoan dan kegiatan harus lebih banyak ditekankan pada pengenalan lingkungan sekolah. Sehingga jangan sampai menimbulkan keluhan, menuai protes tidak saja bagi siswa baru, tetapi juga pihak orang tua.

Wali Kota Rai Mantra menjelaskan kegiatan MPLS sebagai salah satu upaya untuk pengenalan lingkungan yang baru serta berupa kegiatan positif untuk menghindari remaja dari pergaulan negatif, kenakalan remaja, tawuran, perkelaian dan penggunaan berbagai jenis obat-obat terlarang.

Maka dari itu, kata dia, kegiatan MPLS harus dikemas dalam bentuk yang menyenangkan tanpa meninggalkan penegakan disiplin untuk memunculkan kreativitas dan pikiran positif dalam rangka membangun karakter diri.

"Prinsip-prinsip penyelenggaraan MPLS bagi peserta didik, seperti yang tertuang dalam pedoman kegiatan masa orientasi peserta didik baru yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional melalui Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, yakni berupaya mengantarkan siswa agar lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan serta tata pergaulannya," ujarnya.

Rai Mantra menegaskan jika dalam MPLS ada sekolah yang melanggar aturan, maka sanksi yang didapat adalah pemberhentian kepala sekolah bersangkutan.

"Saya meminta agar kepala sekolah, guru, dan orang tua ikut mengawasi secara ketat kegiatan MPLS ini, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ucapnya.

Rai Mantra menambahkan, dalam MPLS peserta juga harus diajarkan tentang pencegahan demam berdarah. Dengan cara membentuk jumantik-jumantik mandiri, artinya dalam memberantas jentik nyamuk tidak hanya mengandalkan petugas jumantik.

Rai Mantra meminta agar para kepala sekolah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Denpasar untuk melatih siswa-siswi menjadi juru pemantau jentik atau jumantik mandiri sehingga dari 21 ribu siswa akan mendapatkan 21 ribu jumatik mandiri di Kota Denpasar.

Dengan bentuk jumantik ini dapat menekan jumlah penderita demam berdarah yang berakibat kematian. Selanjutnya kepala sekolah dan dinas pendidikan sejak dini memberikan pembelajaran kepada siswa agar peduli dengan sampah.

Kepala Bidang Dikmen Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga Kota Denpasar Wayan Supartha menambahkan, jumlah peserta MPLS ini sebanyak 21 ribu siswa dan dilaksanakan selama tiga hari hingga Rabu (13/7). Kemudian dilanjutkan dengan bakti sosial pada 14 Juli 2016 dengan kegiatan bakti penghijauan, pemberatasan sarang nyamuk di rumah-rumah penduduk di desa dan kelurahan sekitar sekolah.

"Semua kegiatan sudah disesuaikan dengan jadwal MPLS tersebut. Sehingga para siswa secara aktif dan efektif mengikuti acara tersebut," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016