Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali menargetkan Rumah Sakit Bali Mandara milik pemprov setempat yang berstandar internasional dapat mulai beroperasi pada pertengahan 2017.

"Pengerjaan fisik saat ini sudah rampung 65 persen, dan September 2016 ditargetkan proses pembangunannya sudah selesai semuanya, sedangkan operasionalnya direncanakan mulai pertengahan tahun mendatang," kata Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr AA Dewi D Kepakisan saat berorasi dalam Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Denpasar, Minggu.

Menurut dia, sejalan dengan berbagai target tersebut, Pemprov Bali juga segera menyiapkan peralatan dan tenaga medis sebagai pendukung utama operasional rumah sakit.

"Untuk peralatan, dialokasikan anggaran secara bertahap pada APBD Bali Perubahan Tahun 2016 dan APBD Induk 2017. Sementara untuk rekrutmen tenaga medis merupakan kewenangan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Bali.

Dewi mengemukakan kapasitas rumah sakit yang beralamat di Jalan By Pass Ngurah Rai Sanur tersebut akan dilengkapi 176 tempat tidur dan 30 persennya khusus diperuntukkan bagi pasien kurang mampu atau kelas III.

"Rencananya RS ini akan dikelola dengan pola subsidi silang. Dalam artian, rumah sakit akan menawarkan layanan medis khusus bagi wisatawan seperti penanganan jantung," ucapnya.

Selain itu juga akan dikembangkan layanan medis yang berhubungan dengan estetika yang belakangan tengah diminati seperti bedah plastik, "medical spa", hingga program penurunan berat badan.

Dana yang diperoleh dari pengembangan layanan itulah yang nantinya akan dimanfaatkan untuk menutupi biaya pengobatan pasien kurang mampu yang dirawat di kelas III.

Hanya saja, Dewi menyebut pengembangan layanan tersebut kemungkinan baru bisa dilakukan pada tahun ketiga. "Karena biasanya operasional sebuah rumah sakit baru stabil di tahun kedua. Nanti akan evaluasi untuk pengembangan selanjutnya," ujarnya.

Rencana operasional RS Bali Mandara diapresiasi peserta PB3AS, antara lain Mantan Rektor Universitas Udayana Prof Dr Ketut Sukardika dan Ketut Wenten Ariawan. Prof Sukardika berkeyakinan kehadiran rumah sakit milik Pemprov Bali ini akan mempengaruhi kemajuan dunia medis di Pulau Dewata.

Sementara Wenten Ariawan menyebut keberadaan RS Bali Mandara juga terkait dengan penyerapan tenaga kerja.

"Rumah sakit itu akan membutuhkan banyak tenaga kerja seperti dokter, perawat dan bagian manajemen," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016