Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali berupaya meningkatkan penanganan kasus rabies yang dilaksanakan secara optimal melalui penanggulangan terpadu, di sektor kesehatan dan sektor peternakan.
"Pemerintah provinsi, kabupaten dan kota sudah berupaya meningkatkan pelayanan dalam penanggulangan kasus rabies. Hal itu membuktikan memberi hasil yang cukup signifikan dengan menurunnya kasus pada tahun 2015 menjadi tiga kasus hingga akhir Juni 2016," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada rapat paripurna DPRD Bali, Jumat.
Ia mengatakan adapun upaya-upaya yang sudah dilakukan antara lain, menyediaan anggaran yang cukup untuk vaksin anti-rabies (VAR) dan serum anti-rabies (SAR), baik di APBD provinsi maupun APBD kabupaten dan kota.
Selain itu, kata dia, penguatan "rabies centre", promosi kesehatan dan koordinasi dengan semua pemangku kepentingan terkait dalam penanggulangan rabies secara terintegrasi melalui pembentukan komisi daerah pengendalian zoonosis dengan sekretariat di Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali.
Mangku Pastika juga menyinggung tentang upaya penanggulangan kasus demam berdarah (DB), upaya-upaya yang telah dilakukan antara lain, menerbitkan surat edaran tentang kewaspadaan dini dalam mengisi peningkatan kasus DB dan melakukan gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk.
Gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk (Gertak PSN) melalui 3M Plus, menyiapkan anggaran untuk logistik penanggulangan DB, meningkatkan peran kader juru pemantau jentik di seluruh kabupaten dan kota serta menyebarluaskan gerakan satu rumah satu jumantik dan melaksanakan promosi kesehatan.
Sementara anggota DPRD Bali Wayan Tagel Arjana meminta kepada pemerintah lebih mengintensifkan program-program yang telah dilakukan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota, terutama dalam penanggulangan DB.
"Kasus DB di Bali terus terjadi. Walau korban jiwa berdasarkan data sedikit. Namun warga masyarakat yang kena virus DB di Pulau Dewata cukup tinggi. Bahkan terakhir ini pasien DB sampai tidak mendapatkan tempat tidur," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Pemerintah provinsi, kabupaten dan kota sudah berupaya meningkatkan pelayanan dalam penanggulangan kasus rabies. Hal itu membuktikan memberi hasil yang cukup signifikan dengan menurunnya kasus pada tahun 2015 menjadi tiga kasus hingga akhir Juni 2016," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada rapat paripurna DPRD Bali, Jumat.
Ia mengatakan adapun upaya-upaya yang sudah dilakukan antara lain, menyediaan anggaran yang cukup untuk vaksin anti-rabies (VAR) dan serum anti-rabies (SAR), baik di APBD provinsi maupun APBD kabupaten dan kota.
Selain itu, kata dia, penguatan "rabies centre", promosi kesehatan dan koordinasi dengan semua pemangku kepentingan terkait dalam penanggulangan rabies secara terintegrasi melalui pembentukan komisi daerah pengendalian zoonosis dengan sekretariat di Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali.
Mangku Pastika juga menyinggung tentang upaya penanggulangan kasus demam berdarah (DB), upaya-upaya yang telah dilakukan antara lain, menerbitkan surat edaran tentang kewaspadaan dini dalam mengisi peningkatan kasus DB dan melakukan gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk.
Gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk (Gertak PSN) melalui 3M Plus, menyiapkan anggaran untuk logistik penanggulangan DB, meningkatkan peran kader juru pemantau jentik di seluruh kabupaten dan kota serta menyebarluaskan gerakan satu rumah satu jumantik dan melaksanakan promosi kesehatan.
Sementara anggota DPRD Bali Wayan Tagel Arjana meminta kepada pemerintah lebih mengintensifkan program-program yang telah dilakukan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota, terutama dalam penanggulangan DB.
"Kasus DB di Bali terus terjadi. Walau korban jiwa berdasarkan data sedikit. Namun warga masyarakat yang kena virus DB di Pulau Dewata cukup tinggi. Bahkan terakhir ini pasien DB sampai tidak mendapatkan tempat tidur," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016