Denpasar (Antara Bali) - Masyarakat Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem memerlukan akses jalan alternatif, karena setiap "piodalan" di Pura Agung Besakih terjadi kemacetan lalu lintas di sepanjang jalan wilayah tersebut.
"Kami mengharapkan pemerintah Kabupaten Karangasem dan Provinsi Bali untuk dapat membantu pemadatan dan pengaspalan jalan alternatif yang akan dibangun oleh warga masyarakat setempat," kata Bendesa (Ketua) Adat Nongan, I Gusti Ngurah Wiryanata di Karangasem, Bali, Bali, Rabu.
Ia mengatakan perlunya jalan alternatif di wilayah Desa Nongan, terutama pada saat Piodalan Pura Agung Besakih, karena bersamaan dengan "Ngusaba Dalem Nongan dan Kupa". Pada saat itu pula diselenggarakan ritual keagamaan "Ngusaba" yang dipusatkan di Bale Pesamuan Agung Pasar Nongan.
"Sehingga otomatis sepanjang jalan di wilayah Nongan terjadi kemacetan, sebab kegiatan berada di kawasan Bale Pesamuan Agung Pasar Nongan, dan persembahyangan warga menggunakan sebagian jalan raya tersebut. Oleh karena itu, dengan adanya jalan alternatif maka lalu lintas bisa dialihkan ke jalan tersebut," ujarnya.
Dengan jalan alternatif itu, kata dia, maka masyarakat Bali yang akan bersembahyang ke Besakih tidak akan terganggu, karena akses jalan alternatif itu memberikan solusi untuk tidak melewati upacara "Ngusaba" tersebut.
Wiryanata mengatakan pihaknya sudah sempat secara lisan menyampaikan kepada Pemerintah Provinsi Bali dan Pemkab Karangasem. Bahkan pada ritual "Ngusaba Dalem Nongan dan Kupa" yang dihadiri Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta berjanji akan membantu pengerasan jalan alternatif tersebut.
"Waktu itu, Pak Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta berjanji akan membantu untuk pemadatan dan pengaspalan jalan alternatif tersebut. Pada kesempatan itu Pak Wagub Bali meminta Desa Nongan agar membuka lahan untuk jalan tersebut. Jika sudah dibuka, maka pemerintah akan membantu pemadatannya. Sebab akses jalan di Nongan menuju Pura Besakih adalah akses penting," ucapnya.
Sementara itu, anggota DPRD Bali Gusti Putu Widjera mengatakan pihaknya akan membantu memperjuangkan bila akses jalan alternatif itu lahannya sudah dibuka oleh desa setempat.
"Saya akan memperjuangkan untuk pemadatan dan pengaspalan jalan alternatif tersebut, apabila Desa Nongan sudah membuka lahannya untuk akses jalan," kata politikus asal Banjar Buyan, Desa Menanga, Karangasem.
Menurut dia, jalan alternatif di sepanjang Desa Nongan perlu dibuat, mengingat tidak ada pilihan warga Bali melewati jalan alternatif yang akan melakukan sembahyang saat Piodalan Pura Besakih pada Purnama Kedasa.
"Saya mendukung Desa Nongan membuka jalan alternatif tersebut. Begitu juga saya minta kepada warga yang tanahnya kena pembangunan jalan agar sukarela. Semua itu demi pembangunan Bali secara menyeluruh. Dengan dibuka jalan alternatif itu akan memudahkan gerak perekonomian masyarakat setempat," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami mengharapkan pemerintah Kabupaten Karangasem dan Provinsi Bali untuk dapat membantu pemadatan dan pengaspalan jalan alternatif yang akan dibangun oleh warga masyarakat setempat," kata Bendesa (Ketua) Adat Nongan, I Gusti Ngurah Wiryanata di Karangasem, Bali, Bali, Rabu.
Ia mengatakan perlunya jalan alternatif di wilayah Desa Nongan, terutama pada saat Piodalan Pura Agung Besakih, karena bersamaan dengan "Ngusaba Dalem Nongan dan Kupa". Pada saat itu pula diselenggarakan ritual keagamaan "Ngusaba" yang dipusatkan di Bale Pesamuan Agung Pasar Nongan.
"Sehingga otomatis sepanjang jalan di wilayah Nongan terjadi kemacetan, sebab kegiatan berada di kawasan Bale Pesamuan Agung Pasar Nongan, dan persembahyangan warga menggunakan sebagian jalan raya tersebut. Oleh karena itu, dengan adanya jalan alternatif maka lalu lintas bisa dialihkan ke jalan tersebut," ujarnya.
Dengan jalan alternatif itu, kata dia, maka masyarakat Bali yang akan bersembahyang ke Besakih tidak akan terganggu, karena akses jalan alternatif itu memberikan solusi untuk tidak melewati upacara "Ngusaba" tersebut.
Wiryanata mengatakan pihaknya sudah sempat secara lisan menyampaikan kepada Pemerintah Provinsi Bali dan Pemkab Karangasem. Bahkan pada ritual "Ngusaba Dalem Nongan dan Kupa" yang dihadiri Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta berjanji akan membantu pengerasan jalan alternatif tersebut.
"Waktu itu, Pak Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta berjanji akan membantu untuk pemadatan dan pengaspalan jalan alternatif tersebut. Pada kesempatan itu Pak Wagub Bali meminta Desa Nongan agar membuka lahan untuk jalan tersebut. Jika sudah dibuka, maka pemerintah akan membantu pemadatannya. Sebab akses jalan di Nongan menuju Pura Besakih adalah akses penting," ucapnya.
Sementara itu, anggota DPRD Bali Gusti Putu Widjera mengatakan pihaknya akan membantu memperjuangkan bila akses jalan alternatif itu lahannya sudah dibuka oleh desa setempat.
"Saya akan memperjuangkan untuk pemadatan dan pengaspalan jalan alternatif tersebut, apabila Desa Nongan sudah membuka lahannya untuk akses jalan," kata politikus asal Banjar Buyan, Desa Menanga, Karangasem.
Menurut dia, jalan alternatif di sepanjang Desa Nongan perlu dibuat, mengingat tidak ada pilihan warga Bali melewati jalan alternatif yang akan melakukan sembahyang saat Piodalan Pura Besakih pada Purnama Kedasa.
"Saya mendukung Desa Nongan membuka jalan alternatif tersebut. Begitu juga saya minta kepada warga yang tanahnya kena pembangunan jalan agar sukarela. Semua itu demi pembangunan Bali secara menyeluruh. Dengan dibuka jalan alternatif itu akan memudahkan gerak perekonomian masyarakat setempat," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016