Mangupura (Antara Bali) - Bupati Badung, Bali, I Nyoman Giri Prasta merangkul seluruh pelaku pariwisata di daerah itu untuk mensinergikan program pembangunan kepariwisataan yang berbasis budaya dan masyarakat berkelanjutan.
"Kegiatan lokakarya dengan seluruh komponen pelaku pariwisata ini, untuk meningkatkan sinergi program pembangunan kepariwisataan di Badung secara berkelanjutan," ujar I Nyoman Giri Prasta, di Mangupura, Kamis.
Ia mengakui, keberhasilan sektor pariwisata tidak terlepas dari dukungan pelaku pariwisata, sehingga patut mendapat apresiasi dalam melakukan langkah inovatif ke depannya.
"Melalui diskusi ini kami mengharapkan masukan-masukan, ide-ide maupun solusi dari pelaku pariwisata, sehingga dapat dirumuskan sebuah kebijakan untuk kemajuan sektor pariwisata," ujarnya.
Dalam acara tersebut dihadiri Ketua DPRD Badung yang diwakili Ketua Komisi II Nyoman Dirgayusa, Sekda Badung Kompyang R Swandika, Ketua PHRI Bali Cok Oka Artha Ardana Sukawati, Ketua PHRI Badung IGN Rai Surya Wijaya serta komponen pariwisata di Badung.
"Ciri-ciri dari pariwisata budaya dan masyarakat adalah periwisata pedesaan yakni dengan ekowisata, agrowisata, dan desa wisata, yang akan menyuguhkan keindahan alam pedesaan, hasil pertanian dan juga terdapat Usaha Kecil dan Menengah (UKM)," katanya.
Pemkab Badung berkomitmen mengawal pembangunan kepariwisataan yang diorientasikan untuk kesejahteraan masyarakat serta pelestarian alam dan budaya.
Implementasi dari komitmen tersebut, maka diyakini pendapatan daerah yang sebagain besar berasal dari industri pariwisata, dapat dikelola secara bijak dan profesional untuk kegiatan pembangunan, pemerintahan dan sosial kemasyarakatan.
"Dalam upaya mengelola segenap potensi yang ada secara selaras, seimbang dan harmonis, maka setiap tahun disiapkan dana motivasi dari penyisihan 10 persen pendapatan dari pajak dan retribusi untuk pembangunan wilayah pedesaan, termasuk desa adat dan subak," katanua.
Pihaknya menerangkan, Pemkab Badung juga menyisihkan sebagian pendapatan dari Pajak Hotel Restoran (PHR) sebesar 15 hingga 22 persen kepada enam kabupaten di Bali, untuk mendukung kegiatan promosi bersama.
Ketua PHRI Bali Cok Oka Artha Ardana Sukawati mengapresiasi gagasan Bupati Badung terkait "one island management" dengan pembangunan pariwisata yang terpadu.
Hal senada juga disampaikan Ketua PHRI Badung IGN Rai Surya Wijaya. Menurutnya komitmen Badung untuk mengembangkan pariwisata budaya adalah harga mati, karena 60 persen wisatawan yang berkunjung ke Bali untuk melihat budaya bali disamping keindahan alamnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, faktor keamanan, kebersihan, kesehatan serta keramahtamahan merupakan faktor penting yang patut dijaga demi kelangsungan pariwisata Badung dan Bali kedepan.
Praktisi Pariwisata Bagus Sudibya juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan, keamanan dan kesehatan di wilayah Bali. Untuk itu sangat penting adanya sebuah lembaga yang bertugas merespon dan mengontrol terhadap isu-su negatif yang berpengaruh kepada sektor pariwisata. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kegiatan lokakarya dengan seluruh komponen pelaku pariwisata ini, untuk meningkatkan sinergi program pembangunan kepariwisataan di Badung secara berkelanjutan," ujar I Nyoman Giri Prasta, di Mangupura, Kamis.
Ia mengakui, keberhasilan sektor pariwisata tidak terlepas dari dukungan pelaku pariwisata, sehingga patut mendapat apresiasi dalam melakukan langkah inovatif ke depannya.
"Melalui diskusi ini kami mengharapkan masukan-masukan, ide-ide maupun solusi dari pelaku pariwisata, sehingga dapat dirumuskan sebuah kebijakan untuk kemajuan sektor pariwisata," ujarnya.
Dalam acara tersebut dihadiri Ketua DPRD Badung yang diwakili Ketua Komisi II Nyoman Dirgayusa, Sekda Badung Kompyang R Swandika, Ketua PHRI Bali Cok Oka Artha Ardana Sukawati, Ketua PHRI Badung IGN Rai Surya Wijaya serta komponen pariwisata di Badung.
"Ciri-ciri dari pariwisata budaya dan masyarakat adalah periwisata pedesaan yakni dengan ekowisata, agrowisata, dan desa wisata, yang akan menyuguhkan keindahan alam pedesaan, hasil pertanian dan juga terdapat Usaha Kecil dan Menengah (UKM)," katanya.
Pemkab Badung berkomitmen mengawal pembangunan kepariwisataan yang diorientasikan untuk kesejahteraan masyarakat serta pelestarian alam dan budaya.
Implementasi dari komitmen tersebut, maka diyakini pendapatan daerah yang sebagain besar berasal dari industri pariwisata, dapat dikelola secara bijak dan profesional untuk kegiatan pembangunan, pemerintahan dan sosial kemasyarakatan.
"Dalam upaya mengelola segenap potensi yang ada secara selaras, seimbang dan harmonis, maka setiap tahun disiapkan dana motivasi dari penyisihan 10 persen pendapatan dari pajak dan retribusi untuk pembangunan wilayah pedesaan, termasuk desa adat dan subak," katanua.
Pihaknya menerangkan, Pemkab Badung juga menyisihkan sebagian pendapatan dari Pajak Hotel Restoran (PHR) sebesar 15 hingga 22 persen kepada enam kabupaten di Bali, untuk mendukung kegiatan promosi bersama.
Ketua PHRI Bali Cok Oka Artha Ardana Sukawati mengapresiasi gagasan Bupati Badung terkait "one island management" dengan pembangunan pariwisata yang terpadu.
Hal senada juga disampaikan Ketua PHRI Badung IGN Rai Surya Wijaya. Menurutnya komitmen Badung untuk mengembangkan pariwisata budaya adalah harga mati, karena 60 persen wisatawan yang berkunjung ke Bali untuk melihat budaya bali disamping keindahan alamnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, faktor keamanan, kebersihan, kesehatan serta keramahtamahan merupakan faktor penting yang patut dijaga demi kelangsungan pariwisata Badung dan Bali kedepan.
Praktisi Pariwisata Bagus Sudibya juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan, keamanan dan kesehatan di wilayah Bali. Untuk itu sangat penting adanya sebuah lembaga yang bertugas merespon dan mengontrol terhadap isu-su negatif yang berpengaruh kepada sektor pariwisata. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016