Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo memanggil Direktur dan jajaran Politeknik Negeri Maritim Indonesia (Polimarin) Semarang untuk tugas melaksanakan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) Kemaritiman di Tanah Air.
Direktur Polimarin Sri Tutie Rahayu dalam jumpa pers di Kantor Presiden Jakarta, Senin, mengatakan pihaknya dipanggil Presiden terkait penguatan SDM kemaritiman.
"Setelah kunjungan Presiden ke Jerman kami diperintahkan Presiden untuk menghadap dan kami sampaikan bahwa Polimarin mempunyai tiga program studi yang mendukung Nawacita," kata Sri setelah diterima Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka Jakarta.
Pada kesempatan itu Presiden Jokowi didampingi Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M. Nasir.
Sri mengatakan, program studi Polimarin berkorelasi dengan Nawacita nomor satu yakni sebagai poros maritim yang memperkuat jati diri negara maritim dan Nawacita nomor 5 yakni dapat meningkatkan kualitas pendidikan di bidang maritim sekaligus meningkatkan produktivitas dari sisi SDM yang memiliki kompetensi yang memang dibutuhkan.
"Kami mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan 11 sertifikat kelautan tingkat internasional yang diakui lembaga maritim dunia," katanya.
Beberapa bulan lalu, pihaknya juga mendapatkan tugas untuk mendirikan program D4 Nautika yang baru satu-satunya di Indonesia.
Polimarin yang baru berusia 4 tahun juga tercatat telah bekerja sama "double degree" dengan perguruan tinggi di Jerman.
"Kerja sama luar negeri yang sudah kami lakukan yakni dengan Swedia, Korea, Selandia Baru, sedangkan dengan dalam negeri di antaranya dengan TNI AL untuk pembinaan karakter, bea cuka untul 'basic safety training', dan perusahaan swasta yang bergerak di bidang maritim," katanya.
Pihaknya sekaligus diminta untuk menyiapkan lahan yang cukup luas sekitar 100 ha untuk lahan kampus yang diharapkan bisa segera dibangun.
"Kalau bisa memungkinkan tahun depan akan dibangun kampus di pinggir pantai sehingga bisa langsung praktik dan kami punya 'latest version simulator' yang terbagus dan tercanggih dari Jerman," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Menristekdikti M. Nasir mengatakan pemerintah sedang menyiapkan 10 pendidikan vokasi melalui politeknik di antaranya bidang kemaritiman, material elektronik, pembuatan kapal, pangan, dan manufaktur.
"Jadi 10 politeknik akan menjadi 'pilot project' harus bisa diserap pasar dengan catatan lulusan bersertifikat melalui lembaga sertifikasi profesi," katanya.
Hal itu kata dia, juga berlaku bagi lulusan Polimarin yang lulusannya juga harus disertifikasi melalui lembaga sertifikasi profesi.
"Tenaga kerja harus kita tingkatkan kualitasnya," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Direktur Polimarin Sri Tutie Rahayu dalam jumpa pers di Kantor Presiden Jakarta, Senin, mengatakan pihaknya dipanggil Presiden terkait penguatan SDM kemaritiman.
"Setelah kunjungan Presiden ke Jerman kami diperintahkan Presiden untuk menghadap dan kami sampaikan bahwa Polimarin mempunyai tiga program studi yang mendukung Nawacita," kata Sri setelah diterima Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka Jakarta.
Pada kesempatan itu Presiden Jokowi didampingi Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M. Nasir.
Sri mengatakan, program studi Polimarin berkorelasi dengan Nawacita nomor satu yakni sebagai poros maritim yang memperkuat jati diri negara maritim dan Nawacita nomor 5 yakni dapat meningkatkan kualitas pendidikan di bidang maritim sekaligus meningkatkan produktivitas dari sisi SDM yang memiliki kompetensi yang memang dibutuhkan.
"Kami mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan 11 sertifikat kelautan tingkat internasional yang diakui lembaga maritim dunia," katanya.
Beberapa bulan lalu, pihaknya juga mendapatkan tugas untuk mendirikan program D4 Nautika yang baru satu-satunya di Indonesia.
Polimarin yang baru berusia 4 tahun juga tercatat telah bekerja sama "double degree" dengan perguruan tinggi di Jerman.
"Kerja sama luar negeri yang sudah kami lakukan yakni dengan Swedia, Korea, Selandia Baru, sedangkan dengan dalam negeri di antaranya dengan TNI AL untuk pembinaan karakter, bea cuka untul 'basic safety training', dan perusahaan swasta yang bergerak di bidang maritim," katanya.
Pihaknya sekaligus diminta untuk menyiapkan lahan yang cukup luas sekitar 100 ha untuk lahan kampus yang diharapkan bisa segera dibangun.
"Kalau bisa memungkinkan tahun depan akan dibangun kampus di pinggir pantai sehingga bisa langsung praktik dan kami punya 'latest version simulator' yang terbagus dan tercanggih dari Jerman," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Menristekdikti M. Nasir mengatakan pemerintah sedang menyiapkan 10 pendidikan vokasi melalui politeknik di antaranya bidang kemaritiman, material elektronik, pembuatan kapal, pangan, dan manufaktur.
"Jadi 10 politeknik akan menjadi 'pilot project' harus bisa diserap pasar dengan catatan lulusan bersertifikat melalui lembaga sertifikasi profesi," katanya.
Hal itu kata dia, juga berlaku bagi lulusan Polimarin yang lulusannya juga harus disertifikasi melalui lembaga sertifikasi profesi.
"Tenaga kerja harus kita tingkatkan kualitasnya," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016