Denpasar (Antara Bali) - Provinsi Bali masuk dalam 10 besar provinsi di Indonesia dengan Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) tertinggi berdasarkan hasil Ujian Nasional 2016.

"Capaian ini menyangkut proses dari semua yang sudah dikerjakan selama pelaksanaan UN. Namun tidak terkait dengan kualitas pendidikan di tiap-tiap sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani, di Denpasar, Rabu.

Menurut dia, salah satu ukuran yang digunakan untuk menentukan indeks integritas ini adalah pola kesalahan jawaban atas soal-soal yang dikerjakan siswa-siswi yang mengikuti UN, baik yang melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) maupun yang melaksanakan "paper based test" atau soal UN yang disampaikan dalam lembaran kertas.

Dari hasil tersebut, Bali menempati urutan kesepuluh untuk 10 provinsi di Indonesia dengan IIUN tertinggi. Nilai IIUN yang diperoleh Bali adalah 77,42.

Sedangkan sembilan provinsi lainnya dengan perolehan IIUN tertinggi dari peringkat pertama hingga kesembilan adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (82,98), DKI Jakarta (82,15), Bangka Belitung (81,52), Jawa Tengah (80,77), Jawa Barat (80,43), Bengkulu (79,97), Kepulauan Riau (79,52), Sumatera Barat (78,20) dan Banten (77,53).

Selain capaian tersebut, berdasarkan pelaksanaan UN tahun ini, Bali masuk pada urutan ketujuh dengan peningkatan IIUN rerata sekolah tertinggi. "Pada 2015 untuk program IPS dengan indeks 55,47 dan untuk 2016 menjadi 63,76 (meningkat 4,88)," ucapnya.

Demikian juga prestasi Bali meningkat untuk jenjang SMK yang menempatkan Bali pada posisi keempat peningkatan IIUN tertinggi yakni dari 63,92 pada 2015, naik menjadi 68,81.

"IIUN ini kami katakan tidak terkait dengan kualitas pendidikan di tiap sekolah karena kalau dari sisi ini dapat dilihat dari seberapa banyak siswa yang diterima pada jenjang pendidikan favorit yang lebih tinggi setelah siswa itu menamatkan pendidikannya. Kita bisa mengambil contoh SMAN Bali Mandara, karena kualitas pendidikannya, maka lulusannya banyak yang mendapatkan beasiswa kuliah hingga ke luar negeri selain diterima di berbagai perguruan tinggi negeri ternama di Tanah Air," ujar TIA.

Di sisi lain, TIA mengemukakan bahwa dalam penyampaian hasil IIUN tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menekankan pentingnya untuk membangun nilai-nilai kejujuran dalam dunia pendidikan.

"Oleh karena itu, pada 2017 diharapkan lebih banyak sekolah yang dapat melaksanakan UNBK. Karena dengan sistem ini akan menutup peluang siswa untuk berperilaku tidak jujur saat UN," katanya.

Meskipun semakin banyak sekolah yang dituntut untuk melaksanakan UNBK, ujar TIA, tidak dibenarkan pihak sekolah untuk melakukan pengadaan komputer karena itu akan menjadi beban biaya yang sangat besar untuk sekolah dan siswa. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016