Singaraja (Antara Bali) - Kalangan masyarakat adat Dalem Tamblingan, Kabupaten Buleleng, Bali, masih melestarikan permainan gasing tradisional yang merupakan warisan leluhur sejak ratusan tahun lalu.
"Permainan gasing hingga kini masih dilaksanakan di empat desa di wilayah Catur Desa Dalem Tamblingan, yakni Desa Gobleg, Munduk, Umejero, dan Gesing," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Buleleng I Nyoman Sutrisna di Kota Singaraja, Rabu.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Buleleng selalu memberikan ruang bagi warga untuk menunjukkan dan mempertandingan salah satu permainan kuno tersebut sebagai salah satu daya tarik pariwisata budaya.
"Mereka tampil dalam berbagai festival yang ada. Salah satunya mereka (pemaian gasing, red.) akan tampil pada Festival Danau Buyan Tamblingan pada 23-25 Juni 2016 mendatang," kata dia.
Sutrisna menjelaskan permainan gasing menarik minat kalangan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, yang datang ke Buleleng.
"Seperti pada festival nanti. Kami sudah mengundang tamu (wisatawan) Bali Beyon Travel Fair (BBTF). Mereka sangat antusias dengan permainan gasing Buleleng," katanya.
Salah satu tokoh masyarakat adat Dalem Tamblingan, Jero Putu Ardana, memaparkan permainan gasing tradisional digemari berbagai kalangan masyarakat dari muda hingga tua.
Permainan itu, katanya, sampai saat ini masih dipertandingkan hampir setiap hari di empat desa adat Tamblingan.
Pihaknya selaku tetua adat mendukung hal itu karena secara kontinyu memberikan ruang kepada generasi dalam menyalurkan keinginan dengan hal-hal positif sehingga terhindar dari berbagai ancaman negatif, seperti penyalahgunaan narkoba.
"Selain sebagai pelestari budaya lokal warisan leluhur, permainan gasing juga memberikan ruang anak muda berkumpul, bersendau gurau, bertukar pikiran dan berkompetisi secara sehat. Hal tersebut sangat bagus ketimbang mereka terjerumus pergaulan bebas," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Permainan gasing hingga kini masih dilaksanakan di empat desa di wilayah Catur Desa Dalem Tamblingan, yakni Desa Gobleg, Munduk, Umejero, dan Gesing," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Buleleng I Nyoman Sutrisna di Kota Singaraja, Rabu.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Buleleng selalu memberikan ruang bagi warga untuk menunjukkan dan mempertandingan salah satu permainan kuno tersebut sebagai salah satu daya tarik pariwisata budaya.
"Mereka tampil dalam berbagai festival yang ada. Salah satunya mereka (pemaian gasing, red.) akan tampil pada Festival Danau Buyan Tamblingan pada 23-25 Juni 2016 mendatang," kata dia.
Sutrisna menjelaskan permainan gasing menarik minat kalangan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, yang datang ke Buleleng.
"Seperti pada festival nanti. Kami sudah mengundang tamu (wisatawan) Bali Beyon Travel Fair (BBTF). Mereka sangat antusias dengan permainan gasing Buleleng," katanya.
Salah satu tokoh masyarakat adat Dalem Tamblingan, Jero Putu Ardana, memaparkan permainan gasing tradisional digemari berbagai kalangan masyarakat dari muda hingga tua.
Permainan itu, katanya, sampai saat ini masih dipertandingkan hampir setiap hari di empat desa adat Tamblingan.
Pihaknya selaku tetua adat mendukung hal itu karena secara kontinyu memberikan ruang kepada generasi dalam menyalurkan keinginan dengan hal-hal positif sehingga terhindar dari berbagai ancaman negatif, seperti penyalahgunaan narkoba.
"Selain sebagai pelestari budaya lokal warisan leluhur, permainan gasing juga memberikan ruang anak muda berkumpul, bersendau gurau, bertukar pikiran dan berkompetisi secara sehat. Hal tersebut sangat bagus ketimbang mereka terjerumus pergaulan bebas," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016