Denpasar (Antara Bali) - Duta kesenian dari Kabupaten Tabanan menampilkan kesenian "Okokan dan Tektekan" yang termasuk kesenian sakral dalam Pawai Pesta Kesenian Bali (PKB)ke-38 di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandi, Denpasar.

"Ketika masyarakat ditimpa oleh wabah penyakit yang sering disebut `gerubug`, biasanya untuk mengobati penyakit tersebut masyarakat keluar rumah dan memukul alat bunyi-bunyian berupa kentongan kaleng, okokan, dan tektekan. Masyarakat Tabanan khususnya, mempunyai keyakinan bahwa dengan bunyi tersebut dapat mengusir penyebab wabah penyakit itu," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha, di sela-sela pelaksanaan pawai tersebut, di Denpasar, Sabtu.

Menurut dia, masyarakat menjadikan kesenian okokan dan tektekan sebegai kesenian sakral. Hingga saat ini, okokan dan tektekan dipentaskan apabila ada tanda-tanda seperti panen gagal dan wabah penyakit yang menimpa desa.

Dalam pawai yang dilepas oleh Presiden Joko Widodo itu, duta kesenian dari kabupaten yang dikenal sebagai Lumbung Padinya Bali itu juga membawakan fragmentari berjudul "Puputan Margarana"

Fragmentari itu mengisahkan pertempuran yang sengit antara pasukan Belanda dengan pasukan I Gusti Ngurah Rai yang terjadi di daerah Marga, Tabanan (sekitar 40 kilometer dari Kota Denpasar) pada 20 November 1946.

I Gusti Ngurah Rai dan pasukan Ciung Wanara yang melakukan long march dari Gunung Agung, di ujung timur Pulau Bali, ketika sampai di daerah Marga, dicegat dan dikurung oleh pasukan NICA, Belanda sehingga tak pelak menimbulkan pertempuran yang sengit.

Dalam pertempuran itu terjadi perang "puputan" atau perang habis-habisan yang akhirnya pasukan berjumlah 96 orang gugur di medan laga, termask I Gusti Ngurah Rai.

Dalam pawai tersebut, duta kesenian yang melibatkan sekitar 250 orang itu juga membawakan kesenian Barong Bangkal, iringan pembawa gebogan (rangkaian bunga dan janur), dan iringan gamelan Semara Pegulingan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016