Jakarta (Antara Bali) - Perusahaan Jepang yang bergerak dibidang usaha lensa dan kamera, "x-ray", "CT Scan" dan peralatan khusus berencana untuk melakukan ekspansi ke Indonesia di bidang manufaktur lensa.

Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani dalam siaran pers di Jakarta, Kamis, saat ini perusahaan telah memiliki izin importir dan distributor.

"Lokasi yang sudah dipilih adalah Karawang. Perusahaan sudah mengembangkan bisnisnya di Thailand dan Vietnam. Dan saat ini mau mengembangkan di Indonesia. Perusahan belum dapat menentukan berapa nilai yang akan diinvestasikan, namun perusahaan akan mematuhi sesuai dengan ketentuan hukum Indonesia," tuturnya.

Menurut Franky, perusahaan menyampaikan harga jual produk per itemnya bisa mencapai 60 yen Jepang hingga 70 juta yen Jepang (setara Rp7,4 miliar dengan kurs Rp124).

"Perusahaan mengikuti perkembangan dan peluang pasar di Indonesia cukup baik. Perusahaan tertarik melihat adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN akan menjadi nilai plus bagi perusahaan untuk mengembangkan usaha di Indonesia," jelasnya.

Franky melanjutkan, berbagai upaya komunikasi dilakukan dengan tujuan untuk menyampaikan berbagai kemudahan investasi di Indonesia.

"Dengan demikian, mereka dapat mengetahui bahwa saat ini tidak susah lagi mengurus izin penanaman modal di Indonesia karena ada sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan perizinan secara 'online' (daring)," lanjutnya.

Franky sendiri saat ini sedang dalam kunjungan kerja ke Jepang untuk menyampaikan berbagai kemudahan berbisnis di Indonesia.

Kunjungan ke Jepang ini dalam rangka pemasaran investasi yang terus dilakukan oleh BKPM dengan tujuan menjaring minat investasi dari Jepang.

Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo Saribua Siahaan mengatakan pihaknya akan mengawal investasi yang disampaikan oleh perusahaan lensa ternama Jepang tersebut.

"Kami siap memfasilitasi kebutuhan investor sehingga minat yang disampaikan dapat berlanjut ke tahapan realisasi," ujarnya.

Berdasarkan data BKPM, pertumbuhan komitmen investasi Jepang masuk dalam 10 negara prioritas pemasaran yang pada tahun 2015 naik 40 persen di atas pertumbuhan komitmen investasi asing yang hanya 29 persen.

Posisi Jepang berada di peringkat ketiga dengan pertumbuhan 95 persen mencapai 8,1 miliar dolar AS. Di atas Jepang terdapat China sebesar 22,2 miliar dolar AS atau naik 42 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, kemudian Singapura naik 69 persen menjadi 16,3 miliar dolar AS.

Setelah Jepang, Korea Selatan juga mencatatkan kenaikan komitmen investasi 86 persen menjadi 4,8 miliar dolar AS.

Ada pun realisasi investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 6 persen dibandingkan periode 2014.

Realisasi investasi Jepang tercatat sebesar 2,87 miliar dolar AS, dengan total proyek 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja.

Kontribusi utama investasi Jepang masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ade Irma Junida

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016