Jakarta (Antara Bali) - Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan data Biro Statistik Australia (Australia Bureau of Statistics) bahwa 105.500 orang Australia berkunjung ke Indonesia per bulan menunjukkan pariwisata di Indonesia menjadi favorit bagi wisatawan asal Negeri Kanguru itu.

Arief Yahya dalam keterangan di Jakarta, Senin, mengatakan data terbaru dari ABS (Australia Bureau of Statistics) yang dirilis pada lalu itu untuk pertama kali menempatkan Indonesia sebagai jawara destinasi dari kunjungan wisatawan Australia.

"Jumlah orang Australia yang piknik ke luar negeri paling banyak ke Indonesia," ucapnya.

Sebelumnya wisatawan Australia, menurut data ABS itu, paling banyak berkunjung ke Selandia Baru, yang sejak lama rata-rata 99.400 orang per bulan.    
"Pasti ini terkait dengan deregulasi kebijakan bebas visa kunjungan dari Australia," ujar Arief Yahya, menduga.

Kampanye bebas visa kunjungan itu dilakukan oleh Kementerian Pariwisata bersama Kementerian Luar Negeri serta KBRI maupun KJRI di seluruh Australia.

Promosi Pesona Indonesia atau "Wonderful Indonesia" melalui berbagai festival atau pameran sudah dilakukan di berbagai wilayah di Australia, selain promosi via beragam media.

Promosi pariwisata dengan tema bebas visa kunjungan, cukup efektif menggaet pasar Australia.

Pemerintah sudah menerapkan bebas visa kunjungan dari 169 negara untuk masuk ke Indonesia.

"Keterbukaan internasional ini sudah masuk dalam salah satu pilar yang dilihat oleh 'World Tour and Travel Competitiveness Index' sebagai salah satu nilai ukur," tuturnya.

Arief Yahya meyakini bahwa angka-angka statistik merupakan data akurat dalam pengembangan pariwisata.

"Saya selalu menggunakan angka, tanpa angka-angka saya tidak bisa mengukur. Jika tidak bisa mengukur sebenarnya saya tidak bisa mengatur. Karena itu angka adalah hal terpenting dalam managemen. Angka itu juga harus dikeluarkan oleh lembaga kredibel, berstandar dunia," ujarnya.

Selain soal promosi dan visa fasilitation itu, Arief Yahya menyebut 10 destinasi prioritas tahun ini juga menjadi magnet bagi wisatawan Australia.

Apalagi tujuh dari 10 top destinasi itu memang dikemas untuk wisata bahari, seperti, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Mandalika, Wakatobi, Kepulauan Seribu dan Morotai.

"Baharinya kuat-kuat," tegasnya.

Wisata bahari oleh Menpar Arief Yahya dibagi tiga besar. Pertama "coastal zone" atau wisata bentang pantai. Kedua, "underwater" atau wisata bawah laut. Ketiga, "sea zone", wisata antarpulau yang biasa dilakukan dengan yacht, atau perahu pesiar.

"Turis Australia suka dengan tantangan di tepi pantai, dengan ombak dan 'surfing'. Kita punya banyak spot baru, dari Banyuwangi, Mentawai dan Nias," imbuhnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Budi Setiawanto

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016