Denpasar (Antara Bali) - Grand Istana Rama Hotel, sebuah hotel berbintang empat di Kuta, Kabupaten Badung, Bali dalam menyongsong bulan Ramadhan menggelar dialog budaya dengan mengangkat tema perkembangan dan eksistensi sejarah Islam di Tengah Pulau Dewata.
"Dialog yang menampilkan sejumlah tokoh lintas agama itu bertujuan untuk menelaah masuknya agama Islam serta perkembangannya di Bali," kata Maherna Ika Krismayanti dari Grand Istana Rama Hotel Kuta dalam surat elektronika yang diterima Antara, Jumat.
Dialog tersebut juga untuk memperkaya khasanah sejarah agama Islam dalam akulturasi peradaban Hindhu di Pulau Dewata, sejauh mana tradisi-tradisi dalam agama Islam dilakukan di Bali dalam hubungannya dengan kewajiban puasa, dan kulturasi tradisi Islam di Bali kaitannya dengan bulan puasa.
Diskusi interaktif yang dikemas secara ringan, cerdas dan ringkas tanpa memasukkan unsur pro-kontra sehingga diperoleh kesepahaman makna sesuai dengan tujuan.
Sejumlah pembicara yang tampil terdiri atas Drs. H. Ketut Imaduddin Djamal SH,MM, KH. Noor Hadi, Syarifuddin, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, serta A.A Ngurah Agung.
Masing-masing pembicara dengan semangat memberikan pendapat dan banyak pengetahuan yang bisa diambil dari dialog tersebut. Akulturasi budaya Bali dengan agama Islam nampak tumbuh berdampingan dengan damai seperti terlihat di wilayah Pegayangan, Kabupaten Buleleng, Bali utara.
Di daerah ini penggunaan nama identitas Bali seperti Wayan, Made, Nyoman dan Ketut terlihat jelas pada nama masing-masing penganut agama islam di wilayah itu. Seperti diketahui bahwa nama merupakan salah satu identifikasi asal daerah dimana dari daerah tersebut juga turut menginformasikan agama yang dianut.
Drs. H. Ketut Imaddudin Djamal, SH, MM, selaku tokoh Islam memberikan pendapat bahwa keselerasan seperti dijelaskan sebelumnya, menjadi harga mati sebagai aturan yang harus dipertahankan.
Karena dari keselarasan itulah yang memunculkan kerukunan antar umat beragama di Bali, ujar Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet selaku Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama Kota Denpasar.
Dalam kesempatan itu, Grand Istana Rama Hotel juga memberikan donasi kepada Yayasan Tunas Bangsa sebagai yayasan muslim yang memberikan dampak positif bagi anak yatim piatu serta remaja muslim di kota Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Dialog yang menampilkan sejumlah tokoh lintas agama itu bertujuan untuk menelaah masuknya agama Islam serta perkembangannya di Bali," kata Maherna Ika Krismayanti dari Grand Istana Rama Hotel Kuta dalam surat elektronika yang diterima Antara, Jumat.
Dialog tersebut juga untuk memperkaya khasanah sejarah agama Islam dalam akulturasi peradaban Hindhu di Pulau Dewata, sejauh mana tradisi-tradisi dalam agama Islam dilakukan di Bali dalam hubungannya dengan kewajiban puasa, dan kulturasi tradisi Islam di Bali kaitannya dengan bulan puasa.
Diskusi interaktif yang dikemas secara ringan, cerdas dan ringkas tanpa memasukkan unsur pro-kontra sehingga diperoleh kesepahaman makna sesuai dengan tujuan.
Sejumlah pembicara yang tampil terdiri atas Drs. H. Ketut Imaduddin Djamal SH,MM, KH. Noor Hadi, Syarifuddin, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, serta A.A Ngurah Agung.
Masing-masing pembicara dengan semangat memberikan pendapat dan banyak pengetahuan yang bisa diambil dari dialog tersebut. Akulturasi budaya Bali dengan agama Islam nampak tumbuh berdampingan dengan damai seperti terlihat di wilayah Pegayangan, Kabupaten Buleleng, Bali utara.
Di daerah ini penggunaan nama identitas Bali seperti Wayan, Made, Nyoman dan Ketut terlihat jelas pada nama masing-masing penganut agama islam di wilayah itu. Seperti diketahui bahwa nama merupakan salah satu identifikasi asal daerah dimana dari daerah tersebut juga turut menginformasikan agama yang dianut.
Drs. H. Ketut Imaddudin Djamal, SH, MM, selaku tokoh Islam memberikan pendapat bahwa keselerasan seperti dijelaskan sebelumnya, menjadi harga mati sebagai aturan yang harus dipertahankan.
Karena dari keselarasan itulah yang memunculkan kerukunan antar umat beragama di Bali, ujar Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet selaku Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama Kota Denpasar.
Dalam kesempatan itu, Grand Istana Rama Hotel juga memberikan donasi kepada Yayasan Tunas Bangsa sebagai yayasan muslim yang memberikan dampak positif bagi anak yatim piatu serta remaja muslim di kota Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016