Denpasar (Antara Bali) - Melalui program XL Future Leaders (XLFL), PT XL Axiata Tbk (XL) mendorong mahasiswa untuk selalu peduli dan menjadi pelopor dalam mencari solusi bagi problem sosial di sekitarnya.


Chief of Corporate Affair Officer XL, Eka Bramantya Danuwirana mengatakan sebagai perusahaan berbasis teknologi digital, pihaknya mengajak mahasiswa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menciptakan sarana digital yang bisa membantu mengatasi problem sosial yang ada. Kali ini, pihkanya meluncurkan program bernama “Social Innovation Project 2016”, yang akan dijalankan oleh para mahasiswa XL Future Leaders.


Melalui program tersebut pihaknya ingin melahirkan pemimpin yang bermental entrepreneur namun punya kepedulian tinggi terhadap kehidupan sosial disekitarnya. Jadi setelah digembleng dengan semua materi yang tersaji komprehensif, serta mentoring yang intensif, maka pada tahun kedua, sebelum menyelesaikan program, mereka berkewajiban  melakukan sesuatu untuk Indonesia. Dengan mengaplikasikan semua ilmu yang mereka dapat.”


Eka menambahkan, program ini menjadi cukup penting untuk dijalankan mengingat lokasi domisili para mahasiswa XLFL tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Hal ini berkenaan dengan upaya pemerintah yang sedang membangun infrastruktur demi tercapainya visi 2020 menjadi bangsa digital terbesar di ASEAN.


Seluruh peserta XLFL  ditantang untuk melakukan riset langsung dengan turun ke masyarakat, berinteraksi dengan mereka, memahami permasalahan yang ada, dan menganalisanya. Selanjutnya, dengan sumber daya dan potensi yang ada, mereka berusaha mengatasi masalah tersebut, melalui inovasi sosial yang diwujudkan dengan sebuah proyek sosial. Pesertanya adalah XLFL Global Thinking Batch 3 yang berjumlah 145, mereka akan terbagi menjadi kelompok, 3-5 orang untuk satu grup.


Dengan menghadapi kesulitan, masalah dan tantangan sosial yang ada di sekitar, mereka harus mampu melihat peluang dan selanjutnya berinovasi dalam bentuk proyek solusi digital. Obyek yang menjadi target misi mereka adalah panti asuhan, panti jompo, dan lembaga difabel. Juga para guru, nelayan, petani, wanita dan anak-anak. Selain itu, mereka juga bisa memilih proyek untuk mengatasi problem seperti antara lain kelestarian lingkungan, proyek air bersih, energi terbarukan, seni, budaya dan pariwisata lokal. Semua proyek mereka harus sesuai dan beriringan dengan program Sustainable Development Goal  atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, yang kini juga sedang didorong pemerintah.(I020)

Pewarta:

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016