Denpasar (Antara Bali) - Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali meminta para petani di daerah itu dapat meningkatkan intensitas pertanaman untuk mendukung pencapaian target program upaya khusus (upsus) swasembada padi, jagung dan kedelai.
"Sebenarnya petani sangat tergantung pada air, begitu ada sumber air langsung tanam, tetapi begitu tidak ada air ya susah. Oleh karena itu, kami tekankan pada subak-subak yang airnya terbatas supaya dikembangkan jagung dan kedelai," kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana, di Denpasar, Jumat.
Untuk program Upsus 2016, target luas tanam padi seluas 148.408 hektare, untuk jagung (19.528 hektare), dan kedelai (5.865 hektare). Sedangkan realisasi luas tanam padi hingga April 2016 mencapai 64.291 hektare, untuk luas tanam jagung 716 hektare (hingga Maret) dan luas tanam kedelai 558 hektare (hingga Maret).
Menurut dia, realisasi luas tanam ada sedikit keterlambatan, karena selain disebabkan persoalan iklim juga ada sarana produksi yang masih sedang tahap tender serta subsidi benih yang masih dalam proses pengadaan.
"Tetapi `kan kita masih punya waktu empat bulan lagi sampai September 2016 untuk musim tanam. Kami juga sudah bahas persoalan ini dengan subak di kabupaten supaya meningkatkan intensitas pertanaman dan produktivitas untuk mengejar ketinggalan target tanam pada April dan Mei," ucapnya.
Wisnuardhana mengatakan paling tidak hingga September nanti, 90 persen dari target penanaman bisa tercapai karena sudah ada bantuan benih maupun peralatan mesin.
"Kalau tidak 90 persen tercapai, akan dikejar lagi pada musim tanam berikutnya di akhir tahun karena dari November-Desember biasanya sudah ada hujan dan di sanalah ada penanaman yang luas," ujarnya.
Demikian juga terkait banyak benih yang belum dimanfaatkan karena memang belum musim tanam. "Sekarang `kan sedang musim panen besar-besaran. Begitu panen selesai, maka petani segera menanam," ucapnya.
Wisnuardhana mengatakan, untuk meningkatkan intensitas pertanaman dapat ditempuh melalui beberapa langkah seperti percepatan panen, percepatan pengolahan tanah, percepatan tanam, optimalisasi penyediaan irigasi (rehabilitasi jaringan irigasi dan pompa air) serta penyediaan benih dan pupuk dengan tepat jumlah dan waktu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Sebenarnya petani sangat tergantung pada air, begitu ada sumber air langsung tanam, tetapi begitu tidak ada air ya susah. Oleh karena itu, kami tekankan pada subak-subak yang airnya terbatas supaya dikembangkan jagung dan kedelai," kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana, di Denpasar, Jumat.
Untuk program Upsus 2016, target luas tanam padi seluas 148.408 hektare, untuk jagung (19.528 hektare), dan kedelai (5.865 hektare). Sedangkan realisasi luas tanam padi hingga April 2016 mencapai 64.291 hektare, untuk luas tanam jagung 716 hektare (hingga Maret) dan luas tanam kedelai 558 hektare (hingga Maret).
Menurut dia, realisasi luas tanam ada sedikit keterlambatan, karena selain disebabkan persoalan iklim juga ada sarana produksi yang masih sedang tahap tender serta subsidi benih yang masih dalam proses pengadaan.
"Tetapi `kan kita masih punya waktu empat bulan lagi sampai September 2016 untuk musim tanam. Kami juga sudah bahas persoalan ini dengan subak di kabupaten supaya meningkatkan intensitas pertanaman dan produktivitas untuk mengejar ketinggalan target tanam pada April dan Mei," ucapnya.
Wisnuardhana mengatakan paling tidak hingga September nanti, 90 persen dari target penanaman bisa tercapai karena sudah ada bantuan benih maupun peralatan mesin.
"Kalau tidak 90 persen tercapai, akan dikejar lagi pada musim tanam berikutnya di akhir tahun karena dari November-Desember biasanya sudah ada hujan dan di sanalah ada penanaman yang luas," ujarnya.
Demikian juga terkait banyak benih yang belum dimanfaatkan karena memang belum musim tanam. "Sekarang `kan sedang musim panen besar-besaran. Begitu panen selesai, maka petani segera menanam," ucapnya.
Wisnuardhana mengatakan, untuk meningkatkan intensitas pertanaman dapat ditempuh melalui beberapa langkah seperti percepatan panen, percepatan pengolahan tanah, percepatan tanam, optimalisasi penyediaan irigasi (rehabilitasi jaringan irigasi dan pompa air) serta penyediaan benih dan pupuk dengan tepat jumlah dan waktu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016