Tabanan, (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika memaparkan program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) dan keunggulan perangkat kantung penampung biogas Simantri kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla saat melaksanakan kunjungan kerja.
Pastika, saat mendampingi Wapres mengunjungi Simantri 355 Poktan Giri Lestari, Desa Baturiti, Tabanan,Jumat, mengatakan perangkat kantung penampung biogas dan desulfizer akan mengurangi korosi pada peralatan yang memanfaatkan biogas tersebut.
Menurut dia, hasil temuan Prof Cokorda Tirta Nindia, Ketua Riset Fakultas Teknik Mesin Udayana tersebut juga bisa disambungkan langsung dengan genset berkapasitas 1000 Kwh karena sudah merupakan gas murni dan zero emisi.
"Setelah diolah dengan peralatan ini, kandungan sulfur pada biogas yang sudah dihasilkan Simantri akan hilang. Sehingga kendala selama ini yang dialami yakni peralatan cepat rusak akibat korosi bisa ditangani. Jadi kompor, lampu dan lainnya akan lebih awet dan ini juga bisa disambungkan langsung ke dalam genset, ini juga nol emisi," ujarnya.
Ia menambahkan, dengan teknik booting, biogas non sulfur tersebut juga bisa ditampung kedalam tabung ukuran 12 kilogram sehingga efektif untuk dipindah-pindah.
"Kalau sudah ditampung ke dalam tabung, saya rasa ini akan efektif, karena nantinya tinggal dibawa ke rumah masing-masing untuk dimanfaatkan untuk memasak, sehingga tidak perlu membeli gas lagi," katanya.
Mengingat banyaknya manfaat yang dihasilkan, peralatan tersebut saat ini sudah diuji coba ke beberapa Simantri yang tersebar di Bali, untuk selanjutnya akan dikembangkan melengkapi masing-masing unit Simantri.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan Simantri secara umum sebagai program integrasi kegiatan sektor pertanian dengan sektor pendukungnya baik secara vertikal maupun horizontal sesuai potensi masing-masing wilayah dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada.
Kegiatan integrasi yang dilaksanakan juga berorientasi pada usaha pertanian tanpa limbah (zero waste) dan menghasilkan 4 F (food, feed, fertilizer dan fuel).
Kegiatan utama yang dilaksanakan yakni mengintegrasikan usaha budidaya tanaman dan ternak karena limbah tanaman diolah untuk pakan ternak dan cadangan pakan pada musim kemarau dan limbah ternak (kotoran dan urine) diolah menjadi biogas, bio urine, pupuk organik dan biopestisida.
Dengan produk-produk tersebut yang bisa dijual ke sektor pertanian, diharapkan dapat menghasilkan pendapatan tambahan bagi para petani, yang apabila sudah berhasil memproduksi dalam jumlah besar akan bisa mensejahterakan para anggotanya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku sangat bangga dan mengapresiasi program yang sudah dilaksanakan Pemprov Bali karena sudah mampu meningkakan kesejahteraan masyarakat di bidang pertanian.
Sebagai bentuk dukungan terhadap program Simantri yang saat ini sudah berjalan sekitar 540 unit, Jusuf Kalla berjanji akan segera menambah realisasi program tersebut bagi masyarakat Bali.
"Program ini sangat bagus bagi masyarakat, oleh karena itu, Simantri yang saat ini menurut Gubernur Bali sudah terlaksana di Bali sebanyak 540 unit, akan saya tambah lagi 500 unit melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI," ujar Jusuf Kalla. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Pastika, saat mendampingi Wapres mengunjungi Simantri 355 Poktan Giri Lestari, Desa Baturiti, Tabanan,Jumat, mengatakan perangkat kantung penampung biogas dan desulfizer akan mengurangi korosi pada peralatan yang memanfaatkan biogas tersebut.
Menurut dia, hasil temuan Prof Cokorda Tirta Nindia, Ketua Riset Fakultas Teknik Mesin Udayana tersebut juga bisa disambungkan langsung dengan genset berkapasitas 1000 Kwh karena sudah merupakan gas murni dan zero emisi.
"Setelah diolah dengan peralatan ini, kandungan sulfur pada biogas yang sudah dihasilkan Simantri akan hilang. Sehingga kendala selama ini yang dialami yakni peralatan cepat rusak akibat korosi bisa ditangani. Jadi kompor, lampu dan lainnya akan lebih awet dan ini juga bisa disambungkan langsung ke dalam genset, ini juga nol emisi," ujarnya.
Ia menambahkan, dengan teknik booting, biogas non sulfur tersebut juga bisa ditampung kedalam tabung ukuran 12 kilogram sehingga efektif untuk dipindah-pindah.
"Kalau sudah ditampung ke dalam tabung, saya rasa ini akan efektif, karena nantinya tinggal dibawa ke rumah masing-masing untuk dimanfaatkan untuk memasak, sehingga tidak perlu membeli gas lagi," katanya.
Mengingat banyaknya manfaat yang dihasilkan, peralatan tersebut saat ini sudah diuji coba ke beberapa Simantri yang tersebar di Bali, untuk selanjutnya akan dikembangkan melengkapi masing-masing unit Simantri.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan Simantri secara umum sebagai program integrasi kegiatan sektor pertanian dengan sektor pendukungnya baik secara vertikal maupun horizontal sesuai potensi masing-masing wilayah dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada.
Kegiatan integrasi yang dilaksanakan juga berorientasi pada usaha pertanian tanpa limbah (zero waste) dan menghasilkan 4 F (food, feed, fertilizer dan fuel).
Kegiatan utama yang dilaksanakan yakni mengintegrasikan usaha budidaya tanaman dan ternak karena limbah tanaman diolah untuk pakan ternak dan cadangan pakan pada musim kemarau dan limbah ternak (kotoran dan urine) diolah menjadi biogas, bio urine, pupuk organik dan biopestisida.
Dengan produk-produk tersebut yang bisa dijual ke sektor pertanian, diharapkan dapat menghasilkan pendapatan tambahan bagi para petani, yang apabila sudah berhasil memproduksi dalam jumlah besar akan bisa mensejahterakan para anggotanya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku sangat bangga dan mengapresiasi program yang sudah dilaksanakan Pemprov Bali karena sudah mampu meningkakan kesejahteraan masyarakat di bidang pertanian.
Sebagai bentuk dukungan terhadap program Simantri yang saat ini sudah berjalan sekitar 540 unit, Jusuf Kalla berjanji akan segera menambah realisasi program tersebut bagi masyarakat Bali.
"Program ini sangat bagus bagi masyarakat, oleh karena itu, Simantri yang saat ini menurut Gubernur Bali sudah terlaksana di Bali sebanyak 540 unit, akan saya tambah lagi 500 unit melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI," ujar Jusuf Kalla. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016