London (Antara Bali) - Suvenir patung kayu berbentuk gajah, badak, harimau, kucing dan kodok dengan punggung bergerigi buatan Indonesia dijual di toko "Sarkisyan" kawasan pantai Sochi, sekitar 40 kilometer dari lokasi balap Formula One, diminati wisatawan.
Rombongan KBRI Moskow dipimpin Dubes Wahid Supriyadi yang berada di Sochi usai menonton Rio Haryanto mengikuti balapan Formula One menyempatkan mampir di toko yang menjual aneka suvenir asal Indonesia tersebut, demikian keterangan dari KBRI Moskow yang diterima Antara London, Kamis.
Penjual merangkap pemilik toko, suami istri Arthur dan Yulia, menyambut rombongan dari KBRI Moskow tersebut karena Indonesia bukan negara asing baginya. Sebagian besar suvenir kayu yang ada di tokonya berasal dari Indonesia. Selain berupa gajah, badak, harimau, kucing juga ada mainan kodok dari kayu dengan punggung bergerigi.
Apabila punggungnya ditarik tongkat kecil dan kemudian ditarik ke kanan maka akan mengeluarkan bunyi "rokotok kotok kotok" persis suara kodok. Selain itu, aneka topeng kayu dari Lombok, patung siluet pria dan wanita asal Bali dan puluhan suvenir lain dari mancanegara tertata apik di kios di tepian Laut Hitam tersebut. Harga suvenir kayu tersebut cukup terjangkau, sekitar 100 ribuan rupiah, itu pun masih bisa ditawar.
Penjualan berbagai suvenir asal Indonesia sangat bagus, apalagi saat libur musim panas, ujar Yulia. "Topeng kayu Lombok ini misalnya, banyak yang bertanya makna di balik penampilan yang seram. Saya jawab, tidak ada makna apa pun, semata kreasi saja," ujar Yulia.
Suami Yulia, Arthur, mengatakan sebelum krisis melanda Rusia, dalam setahun mereka bisa dua kali berkunjung ke Indonesia khususnya Bali. Namun akibat krisis menyebabkan harga tiket pesawat menjadi lebih mahal. Tahun lalu mereka hanya sekali ke Indonesia, dan akhir tahun ini pasangan ini akan berlibur ke Indonesia. Arthur menyayangkan tidak adanya penerbangan langsung dari Moskow ke Jakarta.
"Sebetulnya kami tinggal di Moskow. Namun karena perizinan dan pajak usaha sangat mahal di sana, kami memutuskan membuka usaha di Sochi yang izin dan pajaknya jauh lebih murah. Karenanya, tiap musim panas kami berlibur ke Sochi sekaligus berbisnis," ujar Arthur.
Dubes Wahid Supriyadi mengusulkan agar selain produk kayu, Arthur dan Yulia juga dapat menjajagi impor produk tekstil terutama batik. Untuk itu Dubes Wahid mengundang keduanya hadir dalam kegiatan Festival Indonesia yang akan digelar KBRI Moskow di taman Hermitage, 20-21 Agustus mendatang yang akan diikuti beberapa UKM Indonesia.
Sambil membungkus belanjaan yang dibeli rombongan, Arthur dan Yulia menyatakan akan mempertimbangkan usulan Dubes tersebut dan berjanji hadir pada acara Festival Indonesia bila kebetulan berada di Moskow. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Rombongan KBRI Moskow dipimpin Dubes Wahid Supriyadi yang berada di Sochi usai menonton Rio Haryanto mengikuti balapan Formula One menyempatkan mampir di toko yang menjual aneka suvenir asal Indonesia tersebut, demikian keterangan dari KBRI Moskow yang diterima Antara London, Kamis.
Penjual merangkap pemilik toko, suami istri Arthur dan Yulia, menyambut rombongan dari KBRI Moskow tersebut karena Indonesia bukan negara asing baginya. Sebagian besar suvenir kayu yang ada di tokonya berasal dari Indonesia. Selain berupa gajah, badak, harimau, kucing juga ada mainan kodok dari kayu dengan punggung bergerigi.
Apabila punggungnya ditarik tongkat kecil dan kemudian ditarik ke kanan maka akan mengeluarkan bunyi "rokotok kotok kotok" persis suara kodok. Selain itu, aneka topeng kayu dari Lombok, patung siluet pria dan wanita asal Bali dan puluhan suvenir lain dari mancanegara tertata apik di kios di tepian Laut Hitam tersebut. Harga suvenir kayu tersebut cukup terjangkau, sekitar 100 ribuan rupiah, itu pun masih bisa ditawar.
Penjualan berbagai suvenir asal Indonesia sangat bagus, apalagi saat libur musim panas, ujar Yulia. "Topeng kayu Lombok ini misalnya, banyak yang bertanya makna di balik penampilan yang seram. Saya jawab, tidak ada makna apa pun, semata kreasi saja," ujar Yulia.
Suami Yulia, Arthur, mengatakan sebelum krisis melanda Rusia, dalam setahun mereka bisa dua kali berkunjung ke Indonesia khususnya Bali. Namun akibat krisis menyebabkan harga tiket pesawat menjadi lebih mahal. Tahun lalu mereka hanya sekali ke Indonesia, dan akhir tahun ini pasangan ini akan berlibur ke Indonesia. Arthur menyayangkan tidak adanya penerbangan langsung dari Moskow ke Jakarta.
"Sebetulnya kami tinggal di Moskow. Namun karena perizinan dan pajak usaha sangat mahal di sana, kami memutuskan membuka usaha di Sochi yang izin dan pajaknya jauh lebih murah. Karenanya, tiap musim panas kami berlibur ke Sochi sekaligus berbisnis," ujar Arthur.
Dubes Wahid Supriyadi mengusulkan agar selain produk kayu, Arthur dan Yulia juga dapat menjajagi impor produk tekstil terutama batik. Untuk itu Dubes Wahid mengundang keduanya hadir dalam kegiatan Festival Indonesia yang akan digelar KBRI Moskow di taman Hermitage, 20-21 Agustus mendatang yang akan diikuti beberapa UKM Indonesia.
Sambil membungkus belanjaan yang dibeli rombongan, Arthur dan Yulia menyatakan akan mempertimbangkan usulan Dubes tersebut dan berjanji hadir pada acara Festival Indonesia bila kebetulan berada di Moskow. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016