Denpasar (Antara Bali) - Pengamat pendidikan Prof Dr Wayan Maba mengharapkan agar universitas di Provinsi Bali menerapkan kurikulum terkait kewirausahaan untuk mencetak wirausaha muda, mengingat jumlah pengusaha di Indonesia masih tergolong rendah.
"Hal terpenting menanamkan jiwa wirausaha dulu. Jika sudah ada pengetahuan baru ke sikap dan penataran seperti mahasiswa dikirim pelatihan," katanya di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, edukasi terkait wirausaha sangat penting diberikan untuk membentuk sikap dan jiwa wirausaha.
"Apalagi sekarang jumlah wirausaha di Indonesia masih rendah. Kalau bukan diedukasi, tidak ada jiwa wirausaha," ucap guru besar psikologi pendidikan pada Kopertis Wilayah VIII itu.
Sementara itu Rektor Universitas Mahasaraswati Dr I Made Sukamerta mengaku bahwa pihaknya akan menerapkan kurikulum wirausaha pada tahun ajaran 2016-2017.
Minimal mahasiswa akan diberikan dua SKS (satuan kredit semester) pada setiap program studi yang ada di kampus itu.
Setelah para mahasiswa lulus, maka diijazah mereka akan diberikan sertifikat berupa surat keterangan pendamping ijazah.
"Sehingga jelas ada kompetensi kewirausahaan dalam sertifikat itu," katanya.
Pendidikan wirausaha yang diberikan, lanjut dia, akan berisi cara-cara menjadi wirausaha hingga motivasi mengarahkan mereka menjadi wirausaha.
"Sehingga mereka setelah lulus tidak menjadi karyawan atau melulu mengejar menjadi pegawai negeri sipil. Mereka harus ditumbuhkan jiwa wirausaha," imbuhnya.
Dia menuturkan di kawasan regional ASEAN, jumlah pengusaha di Indonesia masih kurang dari dua persen atau baru sekitae 1,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Sedangkan untuk menuju dua persen, diperlukan sedikitnya 1,7 juta orang pengusaha. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Hal terpenting menanamkan jiwa wirausaha dulu. Jika sudah ada pengetahuan baru ke sikap dan penataran seperti mahasiswa dikirim pelatihan," katanya di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, edukasi terkait wirausaha sangat penting diberikan untuk membentuk sikap dan jiwa wirausaha.
"Apalagi sekarang jumlah wirausaha di Indonesia masih rendah. Kalau bukan diedukasi, tidak ada jiwa wirausaha," ucap guru besar psikologi pendidikan pada Kopertis Wilayah VIII itu.
Sementara itu Rektor Universitas Mahasaraswati Dr I Made Sukamerta mengaku bahwa pihaknya akan menerapkan kurikulum wirausaha pada tahun ajaran 2016-2017.
Minimal mahasiswa akan diberikan dua SKS (satuan kredit semester) pada setiap program studi yang ada di kampus itu.
Setelah para mahasiswa lulus, maka diijazah mereka akan diberikan sertifikat berupa surat keterangan pendamping ijazah.
"Sehingga jelas ada kompetensi kewirausahaan dalam sertifikat itu," katanya.
Pendidikan wirausaha yang diberikan, lanjut dia, akan berisi cara-cara menjadi wirausaha hingga motivasi mengarahkan mereka menjadi wirausaha.
"Sehingga mereka setelah lulus tidak menjadi karyawan atau melulu mengejar menjadi pegawai negeri sipil. Mereka harus ditumbuhkan jiwa wirausaha," imbuhnya.
Dia menuturkan di kawasan regional ASEAN, jumlah pengusaha di Indonesia masih kurang dari dua persen atau baru sekitae 1,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Sedangkan untuk menuju dua persen, diperlukan sedikitnya 1,7 juta orang pengusaha. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016