Jakarta (Antara Bali) - Sembarangan umbar diri di internet bisa
berakibat karier rusak bahkan hancurnya pernikahan , kata studi yang
dilakukan oleh Kaspersky Lab.
"Banyak konsumen yang masih belum memahami betul antara menyadari risiko dengan berhati-hati ketika menyangkut aktivitas online," kata David Emm, Principal Security Researcher Kaspersky Lab dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA News.
"Dengan begitu banyaknya perangkat serta saluran online di ujung jari maka tidak pernah mudah untuk mengirim pesan yang tidak terenkripsi atau tanpa sengaja berbagi informasi dengan orang yang salah," sambung dia.
Kaspersky Lab menyebutkan 28 persen responden berbagi data rahasia secara tidak sengaja dan 16 persen rela mengungkapkan rahasia tentang diri mereka sendiri, meskipun fakta membuktikan bahwa membagikan informasi secara online dapat membahayakan pekerjaan atau bahkan hubungan mereka.
Survei yang dilakukan Kaspersky Lab bekerja sama dengan B2B International itu bertanya kepada lebih dari 12.000 orang di seluruh dunia dan menemukan bahwa masih banyak orang yang rela mengambil risiko berbagi data pribadi melalui saluran komunikasi online.
Data-data yang dibagikan berupa foto diri (45 persen), rincian kontak mereka (42 persen), foto orang lain (32 persen), data pribadi yang sensitif (30 persen) dan data yang berhubungan dengan pekerjaan (20 persen) secara online.
Lebih lanjut, dan mungkin bahkan berpotensi lebih serius, satu dari enam responden berbagi rahasia tentang diri mereka (16 persen), sedangkan 9 persen mengkomunikasikan informasi pribadi tentang orang lain dan 8 persen berbagi rincian keuangan yang sensitif.
Survei tersebut juga mengungkap kekhawatiran responden. Sebanyak 28 persen mengaku bahwa mereka secara sengaja berbagi data rahasia dan satu dari sepuluh responden mengalami kerugian sebagai akibat dari tindakan tersebut.
Dari mereka yang mengalami kerugian, konsekuensi yang mereka terima termasuk kehilangan teman (20 persen), di bully (17 persen), menderita kerugian keuangan (15 persen), diputuskan atau diceraikan oleh pasangan (13 persen) dan dipecat dari pekerjaan mereka (13 persen).
"Jika Anda tidak paham betul mengenai dunia maya atau cyber savvy, dan jika Anda juga tidak memiliki perlindungan keamanan dan privasi yang tepat, maka Anda kemungkinan bisa mendapatkan kerugian berupa hancurnya persahabatan dan bahkan karir," ujar David.
"Setelah segala sesuatu dipublikasikan secara online maka hal tersebut akan terpampang selamanya, jadi jika Anda masih merasa ragu, akan lebih baik jika menyimpannya untuk diri sendiri saja," tambah dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Banyak konsumen yang masih belum memahami betul antara menyadari risiko dengan berhati-hati ketika menyangkut aktivitas online," kata David Emm, Principal Security Researcher Kaspersky Lab dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA News.
"Dengan begitu banyaknya perangkat serta saluran online di ujung jari maka tidak pernah mudah untuk mengirim pesan yang tidak terenkripsi atau tanpa sengaja berbagi informasi dengan orang yang salah," sambung dia.
Kaspersky Lab menyebutkan 28 persen responden berbagi data rahasia secara tidak sengaja dan 16 persen rela mengungkapkan rahasia tentang diri mereka sendiri, meskipun fakta membuktikan bahwa membagikan informasi secara online dapat membahayakan pekerjaan atau bahkan hubungan mereka.
Survei yang dilakukan Kaspersky Lab bekerja sama dengan B2B International itu bertanya kepada lebih dari 12.000 orang di seluruh dunia dan menemukan bahwa masih banyak orang yang rela mengambil risiko berbagi data pribadi melalui saluran komunikasi online.
Data-data yang dibagikan berupa foto diri (45 persen), rincian kontak mereka (42 persen), foto orang lain (32 persen), data pribadi yang sensitif (30 persen) dan data yang berhubungan dengan pekerjaan (20 persen) secara online.
Lebih lanjut, dan mungkin bahkan berpotensi lebih serius, satu dari enam responden berbagi rahasia tentang diri mereka (16 persen), sedangkan 9 persen mengkomunikasikan informasi pribadi tentang orang lain dan 8 persen berbagi rincian keuangan yang sensitif.
Survei tersebut juga mengungkap kekhawatiran responden. Sebanyak 28 persen mengaku bahwa mereka secara sengaja berbagi data rahasia dan satu dari sepuluh responden mengalami kerugian sebagai akibat dari tindakan tersebut.
Dari mereka yang mengalami kerugian, konsekuensi yang mereka terima termasuk kehilangan teman (20 persen), di bully (17 persen), menderita kerugian keuangan (15 persen), diputuskan atau diceraikan oleh pasangan (13 persen) dan dipecat dari pekerjaan mereka (13 persen).
"Jika Anda tidak paham betul mengenai dunia maya atau cyber savvy, dan jika Anda juga tidak memiliki perlindungan keamanan dan privasi yang tepat, maka Anda kemungkinan bisa mendapatkan kerugian berupa hancurnya persahabatan dan bahkan karir," ujar David.
"Setelah segala sesuatu dipublikasikan secara online maka hal tersebut akan terpampang selamanya, jadi jika Anda masih merasa ragu, akan lebih baik jika menyimpannya untuk diri sendiri saja," tambah dia. (WDY)
Penerjemah: Arindra Meodia
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016