Washington (Antara Bali/Xinhua-OANA) - Beberapa komponen di dalam obat anti-diabetes yang dikenal sebagai anti-oksidan mungkin memicu penyebaran tumor, demikian hasil satu studi yang dipimpin oleh peneliti Tiongkok pada Rabu (13/4).

Studi tersebut, yang disiarkan di dalam jurnal AS Science Translational Medicine, menyatakan anti-oksidan mungkin perlu diatur dengan peringatan buat pasien diabetes yang juga terserang kanker.

Diabetes diduga meningkatkan resiko banyak kanker, dan jumlah pasien diabetes yang juga menderita kanker meningkat. Tapi bagaimana obat anti-diabetes mempengaruhi kanker sangat tidak dipahami, kata studi itu --yang dipimpin oleh Hongting Zheng dan Shicang Yu dari Third Military Medical University di Chongqing, Tiongkok.

Anti-oksidan, zat yang melindungi jaringan dari spesies reaktif oksigen beracun, biasa digunakan untuk merawat pasien diabetes, tapi bukti yang bertambah dari studi pada hewan menyoroti potensi obat itu mempercepat pertumbuhan kanker atau metastasis.

Di dalam studi itu, para peneliti mempelajari dampak dari dua klas umum obat anti-diabetes dengan kandungan anti-oksidan pada tikus yang memiliki kanker liver dan usus, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.

Para peneliti tersebut mendapati meskipun obat itu tidak meningkatkan resiko perkembangan kanker, obat tersebut mempercepat penyebaran tumor yang ada.

Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa obat itu mengaktifkan apa yang disebut jalur penanda NRF2, yang mempercepat penyebaran tumor.

Jika terbukti pada manusia, temuan tersebut akan memberi peringatan agar dokter tidak memberikan obat yang berisi anti-oksidan jenis itu kepada pasien diabetes yang juga menderita kanker.

"Hasil kami menantang pandangan tradisional mengenai penggunaan anti-oksidan, yang mengira obat ini melindungi sel dari kerusakan yang diakibatkan oleh radikal oksigen bebas, mengurangi resiko tumorigenesis dan meningkatkan prognosis pasien kanker," kata Zheng dan Yu di dalam surel kepada Xinhua.

"Namun, studi kami mendapati anti-oksidan mungkin memiliki dampak negatif dalam kondisi tertentu, dan menunjukkan kita tak bisa menyalah-gunakan anti-oksidan." (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016