Bagi Ida Bagus Mayun, mengumpulkan karya seni keramik kuno ibarat menyatukan kepingan-kepingan sejarah masa silam. Sejak puluhan tahun lampau, lelaki ini menjadikan keramik sebagai pelabuhan hati untuk mengisi dan memaknai hari-hari. Keramik mampu menjadikan kehidupan menjadi lebih berirama dan berwarna.

Proses pengumpulan keramik antik di berbagai daerah di Bali dan Jawa, akhirnya menjadi ritme keseharian lelaki ini, hingga tanpa terasa jumlahnya kini mencapai 600 pieces lebih.

 Keramik memiliki keistimewaan pada bentuk, pahatan simbol-simbol dan motif lukisan yang beragam. China selama ini dikenal sebagai negeri penghasil karya seni keramik berkualitas tinggi, yang akhirnya menyebar hingga ke seluruh penjuru dunia. Keramik bahkan disebut-sebut sebagai barang mewah dan bahkan kini mendapat status terhormat sebagai harta karun dari China. Ketika ada kapal-kapal dagang yang tenggelam, maka keramik China paling dicari berkaitan dengan nilainya yang tinggi.

Keramik antik yang ditemukan di Indonesia, pada umumnya berasal dari abad IX sampai abad XVIII. Merupakan peninggalan dari zaman Dinasti Song (960-1279), Dinasti Yuan (1280-1368), Dinasti Ming (1368-1644), dan Dinasti Qing (1644-1912). Semasa era Dinasti Ming, terdapat mahakarya seni keramik periode Cheng Hua tahun 1465 - 1487, Wan Li (1573 - 1616) dan periode Raja Kang Shi (1662 - 1722).

Di Bali, keramik antik China banyak dijumpai di kerajaan atau tempat suci. Misalnya berwujud guci, piring, mangkok, tempat tirta, atau alat perlengkapan upacara. Keramik yang sampai kini diburu warga setempat, misalnya magic bowl porselin, yang dikenal sebagai benda bertuah. Benda ini mampu mengeluarkan suara bergema dan bisa dipergunakan untuk mengusir aura-aura negatif  pada malam hari. Benda ini diperkirakan terdapat di beberapa puri atau tempat suci, namun jumlahnya terbatas dan hanya beredar di masyarakat dalam hitungan jari.

Dalam hal produksi keramik, kebudayaan China tergolong paling maju dengan hasil keramik bermutu tinggi. Tahun pembuatan keramik China sudah dimulai sekitar abad 2000 SM yang berawal dari tembikar. Beratus tahun kemudian, ada proses penyempurnaan sampai mendapatkan kualitas keramik putih bening yang disebut porcelain China. Perkembangan pesat porcelain di China sudah dimulai sejak tahun 1300 hingga 1600, menyusul Eropa, Jepang, dan Asia Tenggara. Khusus untukIndonesia, ada budaya tembikar atau terracotta dari zaman Kerajaan Majapahit, terutama dari abad XIV, yang banyak ditemukan di Jawa danBali.

Mengoleksi keramik antik, telah dilakukan sejumlah tokoh besarIndonesia. Tokoh-tokoh seperti Bung Karno, Adam Malik, SofyanWanandi, Guruh Soekarno, Sudomo, Joop Ave, dan lainnya, dikenal sebagai orang-orang yang memiliki kepedulian sekaligus pengoleksi keramik antik.

"Bung Karno mengoleksi jenis porselin antik, karena beliau mengerti seni dan mempunyai apresiasi yang luar biasa tentang seni. Baik itu seni tari, patung, seni lukis dan lainnya. Bung Karno itu mempunyai hati nurani, dan darah seni banyak menginspirasi beliau dalam menemukan gagasan memimpin bangsa ini," kata lelaki yang akrab dipanggil Gus Mayun.
   
Merujuk sebuah survei yang dilakukan di Eropa dan Amerika, dengan mengoleksi benda-benda seni, maka seseorang merasa berada pada suatu tempat yang tenang, aman dan nyaman. Bagaikan berada di tengah alam dengan deretan pepohonan yang rindang. Ketenangan yang meresap di dalam hati melalui pori-pori di badan ini, mampu menguarkan suasana hening bagai air telaga yang bening dan bersih sehingga membawa suasana hati yang damai.

Museum Keramik

"Keindahan dan suasana kedamaian batin ini, membuat kolektor seni sering tak tanggung-tanggung dalam mengumpulkan benda-benda yang disukai. Kalau saya, sudah bergelut dengan keramik sejak tahun 1973,bermula ketika sering menemani tamu asing yang berburu keramik antik di Bali," ujar suami dari Sri Lestari Mayun.

Seiring waktu, Gus Mayun justru jatuh hati dengan keramik. Lelaki ini mengumpulkan  keramik dari berbagai tempat di Bali, termasuk keramik kuno dari Nusa Penida. Setiap kedatangan penggemar keramik dari mancanegara, Gus Mayun kemudian menawarkan koleksinya. Benda-benda keramik yang dikoleksi lelaki ini makin bertambah, ketika memperluas jaringan hingga ke Jawa, agar bisa mendapatkan keramik-keramik berkelas peninggalan zaman dulu.

"Sampai akhirnya, keramik yang saya koleksi sudah mencapai 600 pieces lebih. Ada keramik gajah peninggalan Kerajaan Mataram, keramik Patung Gajah Mada. Koleksi saya mayoritas keramik dari China. Proses pencarian keramik itu membutuhkan waktu panjang, namun saya menghayatinya. Dan jika  ada waktu senggang, saya sering main ke museum untuk melihat koleksi keramik yang ada," ujar Gus Mayun.

Sayangnya, koleksi keramik di beberapa museum di Indonesia, sering tidak ada pembaharuan. Koleksi keramiknya dari waktu ke waktu itu-itu saja, sehingga pengunjung menjadi jenuh. Berbeda halnya dengan museum di luar negeri, yang umumnya ramai dikunjungi wisatawan. Rasa antusiasme ini muncul, karena pengunjung memiliki apresiasi yang tinggi terhadap karya seni yang nilainya amat tinggi itu. Dikarenakan tidak mampu membeli dan memiliki benda seni, maka pengunjung pun menikmatinya di museum. Alhasil, hal ini menjadikan museum selalu ramai didatangi pengunjung.

"Mengunjungi  museum itu ibarat hiburan rohani. Sebagai destinasi internasional, sudah waktunya dipikirkan untuk membuat museum keramik antik di Bali, sebagai penunjang dan memperkaya tujuan berwisata.Apalagi menurut survei di Eropa dan Amerika, kunjungan ke museum keramik itu jauh lebih ramai. Dibandingkan dengan kunjungan museum atau destinasi lain," ujarnya.

Menurut Gus Mayun, diharapkan Pemerintah Provinsi Bali atau Kota Denpasar tergugah dan mendapatkan ide untuk memperkaya kunjungan wisata dengan menambah satu jenis museum khusus 'ancient ceramic's yang tentu sangat menarik bagi wisatawan mancanegara yang ingin tahu lebih banyak mengenai karya seni yang terkategori langka.

"Untuk mewujudkan hal ini, perlu ada donatur yang sungguh-sungguh memiliki kepedulian pada keramik. Dengan kepedulian ini, maka suatu saat bisa terwujud museum keramik antik di Pulau Bali. Jika pembangunan museum ini terwujud, saya yakin masing-masing kolektor dengan suka rela akan menyumbangkan sebagian koleksinya untuk dipajang di museum," katanya. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016