Denpasar (Antara Bali) - Jajaran Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali mensyaratkan calon siswa SMAN dan SMKN Bali Mandara harus memiliki ketahanan fisik di samping berasal dari keluarga miskin dan berprestasi.

"Harus memiliki ketahanan fisik, apalagi lokasi sekolah di Kabupaten Buleleng merupakan daerah yang panas. Jangan sampai siswa yang mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah di tengah perjalanan jatuh sakit," kata Kepala Disdikpora Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung Kusuma Wardhani, di Denpasar, Kamis.

Menurut TIA, kalau para siswa kondisi fisiknya sudah lemah, akan sulit untuk berprestasi. Padahal SMAN Bali Mandara dan juga SMKN Bali Mandara diperuntukkan bagi siswa berprestasi dari keluarga miskin sehingga nantinya lewat prestasi mereka dapat mengeluarkan keluarganya keluar dari "jurang" kemiskinan.

"Ketahanan fisik calon siswa ini akan diuji dalam proses `bootcamp`, selain saat itu juga akan diukur mengenai sikap siswa dari sisi integritas, semangat kerja sama dan kesetiakawanan yang dilakukan dalam bentuk permainan," ucapnya.

Dia menambahkan, proses pendaftaran calon siswa pada kedua sekolah unggulan milik Pemprov Bali itu sudah dibuka sejak Februari 2016. Untuk SMAN Bali Mandara akan diterima 90 siswa dan SMKN Bali Mandara sebanyak 100 siswa.

Siswa yang menempuh pendidikan di kedua sekolah itu, semua biaya pendidikannya ditanggung Pemprov Bali hingga menamatkan sekolah. Mereka juga harus tinggal di asrama yang berada sekitar lokasi sekolah.

"Bulan Mei kami mulai melakukan proses `home visit` ke rumah-rumah calon siswa yang sudah mendaftar untuk memastikan mereka benar-benar miskin atau tidak. Intinya jangan sampai salah menentukan siswa yang berhak bersekolah di SMAN dan SMKN Bali Mandara," katanya.

TIA menambahkan, berbagai prestasi tingkat nasional dan juga internasional yang sudah ditorehkan siswa SMAN Bali Manda tidak lepas dari kualitas guru yang memang benar-benar berkompeten.

"Tugas guru sangat berat karena awalnya kemampuan anak-anak sangat bervariasi apalagi mereka berasal dari keluarga yang serba kekurangan," ucapnya.

Para siswa di sana, lanjut dia, dalam enam bulan harus menguasai bahasa Inggris karena mata pelajaran disampaikan dalam bahasa Inggris. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016