Denpasar (Antara Bali) - Subsektor peternakan dalam membentukan nilai tukar petani (NTP) di Bali peranannya sebesar 114,33 persen selama bulan Maret 2016, naik 0,17 persen dibanding bulan sebelumnya (Februari 2016) yang tercatat 114,16 persen.

"Subsektor peternakan meliputi usaha ternak besar, kecil, unggas dan hasil ternak lainnya perannya meningkat signifikan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Ir Adi Nugroho, MM di Denpasar, Minggu.

Ia mengatakan, secara umum kenaikan tersebut berkat indeks harga yang diterima petani (lt) naik sebesar 0,33 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan lebih kecil yakni hanya 0,16 persen.

Terjadinya kenaikan indeks harga yang diterima petani dipicu oleh naiknya harga kelompok ternak besar yang mencapai 0,70 persen, meskipun kelompok ternak kecil, unggas dan ternak besar mengalami penurunan.

Adi Nugroho menambahkan, secara umum beberapa komoditas peternakan yang mendorong kenaikan indeks harga yang diterima petani antara lain sapi potong, telur itik, telur ayam buras dan itik (bebek).

Pada sisi lain kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani dipicu oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,35 persen meskipun biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) turun sebesar 0,02 persen.

Adi Nugroho menambahkan, subsektor peternakan merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali yang terdiri atas empat subsektor mengalami penurunan dan satu-satunya sektor peternakan yang mengalami peningkatan.

Empat subsektor yang mengalami penurunan terdiri atas subsektor tanaman pangan sebesar 1,59 persen, hortikultura 0,73 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,27 persen dan subsektor perikanan 1,49 persen, ujar Adi Nugroho. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016