Jakarta (Antara Bali) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal
Ramli bertemu dengan Wakil Presiden Swiss Doris Leuthart membahas kerja
sama di bidang kemaritiman seperti pariwisata, energi hingga
transportasi massal.
"Pagi ini kita bahas kerja sama dalam beberapa bidang, pertama pariwisata, kedua tentang energi dan ketiga tentang transportasi publik," katanya di Kantor Kemenko Kemaritiman Jakarta, Rabu.
Rizal menjelaskan, dalam kerja sama pariwisata, pemerintah Indonesia meminta Swiss bisa membantu mencetak tenaga kerja bidang perhotelan dan pariwisata yang berkualitas.
Pemerintah Indonesia sendiri akan membangun sekolah pariwisata seluas 20.000 hektare di dekat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, NTB, yang telah ditetapkan sebagai KEK Pariwisata.
"Kita perlu bantuan tenaga ahli, pengajar dari Swiss untuk ajarkan kita mengenai perhotelan dan turis," ujarnya.
Selain di sektor pariwisata, Swiss juga disebut Rizal berminat untuk membangun pabrik panel surya di Indonesia. "Kebetulan pemerintah Swiss, dalam hal energi hidro, listrik dan surya ini punya pengalaman dan teknologi. Mereka berminat tidak hanya jual, tapi juga mau buat pabrik solar cell di Indonesia. Kita sambut gembira karena kita tidak mau jadi pasar. Kita mau jadi produsen untuk negara ASEAN lainnya," ujarnya.
Lebih lanjut, Rizal juga meminta bantuan Swiss untuk bisa masuk sektor transportasi publik di Indonesia, khususnya di 20 kota besar di Indonesia selain Jakarta.
Menurut mantan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu, pemerintah akan lebih awal menyelesaikan masalah transportasi publik di sejumlah kota besar menyusul pengalaman di Jakarta.
Jenis transportasi publik itu juga, lanjut Rizal, bisa bermacam-macam mulai dari trem, kereta ringan (light train) atau kereta bawah tanah (subway).
Wapres Swiss Doris Leuthart, dalam kesempatan yang sama, mengatakan hubungan diplomatik Indonesia dan Swiss telah berlangsung sejak 1952. Dalam beberapa tahun belakangan, hubungan kedua negara juga diakuinya terus meningkat.
Wapres Doris menyebut, kerja sama antara kedua akan terus dilanjutkan guna memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Swiss. "Ada 150 perusahaan Swiss di sini yang kami harap bisa menjadi mitra bagi perusahaan Indonesia. Seiring dengan dukungan pemerintah, kota bisa terus bergerak ke arah yang bermanfaat bagi masyarakat," tutupnya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Pagi ini kita bahas kerja sama dalam beberapa bidang, pertama pariwisata, kedua tentang energi dan ketiga tentang transportasi publik," katanya di Kantor Kemenko Kemaritiman Jakarta, Rabu.
Rizal menjelaskan, dalam kerja sama pariwisata, pemerintah Indonesia meminta Swiss bisa membantu mencetak tenaga kerja bidang perhotelan dan pariwisata yang berkualitas.
Pemerintah Indonesia sendiri akan membangun sekolah pariwisata seluas 20.000 hektare di dekat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, NTB, yang telah ditetapkan sebagai KEK Pariwisata.
"Kita perlu bantuan tenaga ahli, pengajar dari Swiss untuk ajarkan kita mengenai perhotelan dan turis," ujarnya.
Selain di sektor pariwisata, Swiss juga disebut Rizal berminat untuk membangun pabrik panel surya di Indonesia. "Kebetulan pemerintah Swiss, dalam hal energi hidro, listrik dan surya ini punya pengalaman dan teknologi. Mereka berminat tidak hanya jual, tapi juga mau buat pabrik solar cell di Indonesia. Kita sambut gembira karena kita tidak mau jadi pasar. Kita mau jadi produsen untuk negara ASEAN lainnya," ujarnya.
Lebih lanjut, Rizal juga meminta bantuan Swiss untuk bisa masuk sektor transportasi publik di Indonesia, khususnya di 20 kota besar di Indonesia selain Jakarta.
Menurut mantan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu, pemerintah akan lebih awal menyelesaikan masalah transportasi publik di sejumlah kota besar menyusul pengalaman di Jakarta.
Jenis transportasi publik itu juga, lanjut Rizal, bisa bermacam-macam mulai dari trem, kereta ringan (light train) atau kereta bawah tanah (subway).
Wapres Swiss Doris Leuthart, dalam kesempatan yang sama, mengatakan hubungan diplomatik Indonesia dan Swiss telah berlangsung sejak 1952. Dalam beberapa tahun belakangan, hubungan kedua negara juga diakuinya terus meningkat.
Wapres Doris menyebut, kerja sama antara kedua akan terus dilanjutkan guna memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Swiss. "Ada 150 perusahaan Swiss di sini yang kami harap bisa menjadi mitra bagi perusahaan Indonesia. Seiring dengan dukungan pemerintah, kota bisa terus bergerak ke arah yang bermanfaat bagi masyarakat," tutupnya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016