Jakarta (Antara Bali) - Badan Koordinasi Penanaman Modal mengidentifikasi minat investor Jepang untuk masuk ke Indonesia di bidang industri kemasan sikat gigi senilai 1,6 juta dolar AS (setara Rp20 miliar, kurs Rp12.500).

Investor tersebut menargetkan pengajuan izin prinsip penanaman modal pada akhir 2016, kata Kepala BKPM Franky Sibarani dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.

"Nantinya tentu kami berharap tidak hanya proses produksi kemasan saja di Indonesia, namun juga produksi sikat gigi dan keperluan lainnya," katanya.

Menurut Franky, investor tersebut melirik Surabaya sebagai lokasi pembangunan proyeknya.

Perusahaan itu juga telah membidik perusahaan lokal untuk diakuisisi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) menjadi penanaman modal asing (PMA).

"Jepang termasuk salah satu negara yang aktif berinvestasi di Indonesia. Kami akan mendorong agar rencana investasi yang sudah diajukan ke BKPM dapat terealisasikan, sehingga realisasi investasi dari Jepang dapat meningkat," imbuhnya.

Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo Saribua Siahaan mengatakan perusahaan tersebut sangat serius untuk merealisasikan investasinya di Indonesia.

Hal itu terlihat dari target perusahaan tersebut untuk mengajukan izin prinsip ke BKPM pada akhir tahun 2016.

"Jumlah penduduk Indonesia yang besar dan adanya Asean Economic Community (Masyarakat Ekonomi ASEAN) merupakan peluang besar bagi perusahaan untuk merealisasikan minat investasinya," ujarnya.

Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi Jepang di Indonesia sepanjang 2015 mengalami peningkatan sebesar 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Realisasi investasi Jepang tercatat sebesar 2,87 miliar dolar AS, dengan total 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja.

Kontribusi utama investasi Jepang masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi.

Sedangkan untuk komitmen investasi Jepang sepanjang 2015 mencapai 8,1 miliar dolar AS atau meningkat 95 persen dari tahun sebelumnya.

Komitmen investasi tersebut berada di peringkat ketiga teratas dari daftar negara sumber komitmen investasi setelah Tiongkok sebesar 22,2 miliar dolar AS dan Singapura sebesar 16,3 miliar dolar AS.

Di bawah negeri matahari terbit, Korea Selatan mencatatkan kenaikan komitmen investasi 86 persen hingga 4,8 miliar dolar AS. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ade Irma Junida

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016