Jakarta (Antara Bali) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir menyampaikan, proses penyusunan "concord" Asosiasi negara-negara Lingkar Samudera Hindia (Indian Ocean Rim Association/IORA Concord) telah dimulai.
"Pertemuan pertama Komite Ad Hoc untuk IORA Concord sudah dimulai sejak kemarin (Rabu,16/3). Pada hari ini akan selesai. Ini merupakan Mandat dari KTM (Konferensi Tingkat Menteri) IORA di Padang, Oktober lalu," kata Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis.
Pertemuan Komite Ad Hoc IORA Concord itu diselenggarakan di Bali pada 16-17 Maret 2016.
Menurut Jubir Kemlu, IORA Concord merupakan sebuah dokumen untuk menguatkan upaya regionalisme dan kerja sama konkret di kawasan Samudera Hindia, khususnya di bidang ekonomi.
IORA Concord direncanakan untuk disetujui para kepala negara dan kepala pemerintahan negara anggota IORA pada KTT IORA pertama di Indonesia pada Maret 2017.
Arrmanatha mengatakan, Concord dirancang sebagai dokumen yang dapat mendorong pemanfaatan peluang secara maksimal dan menjawab tantangan di kawasan.
Dia menambahkan, IORA Concord diantaranya juga ditujukan untuk mengatasi isu-isu non-tradisional di kawasan seperti penangkapan hasil laut secara ilegal (IUU Fishing), perdagangan manusia, peredaran narkoba dan obat terlarang, imigran gelap dan pembajakan.
Gagasan mengenai perlunya IORA Concord digulirkan oleh Indonesia dan disepakati oleh negara anggota IORA pada Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) ke-15 di Padang, 23 Oktober 2015.
Untuk itu, PTM menghasilkan dokumen "Decision on the Establishment of the Ad Hoc Committee of the IORA Concord", yang memandatkan pembentukan sebuah komite guna menyusun IORA Concord.
Komite tersebut direncanakan akan bertemu selama empat kali hingga penyelenggaraan KTT IORA tahun depan.
Pertemuan Komite Ad Hoc IORA Concord dihadiri oleh 20 dari 21 negara anggota IORA, yaitu Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, India, Indonesia, Iran, Kenya, Komoros, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Persatuan Emirat Arab, Seychelles, Singapura, Somalia, Sri Lanka, Tanzania dan Yaman.
Sementara itu, Thailand yang tidak dapat hadir pada pertemuan, menegaskan dukungannya terhadap proses penyusunan IORA Concord dan akan hadir pada pertemuan selanjutnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Pertemuan pertama Komite Ad Hoc untuk IORA Concord sudah dimulai sejak kemarin (Rabu,16/3). Pada hari ini akan selesai. Ini merupakan Mandat dari KTM (Konferensi Tingkat Menteri) IORA di Padang, Oktober lalu," kata Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis.
Pertemuan Komite Ad Hoc IORA Concord itu diselenggarakan di Bali pada 16-17 Maret 2016.
Menurut Jubir Kemlu, IORA Concord merupakan sebuah dokumen untuk menguatkan upaya regionalisme dan kerja sama konkret di kawasan Samudera Hindia, khususnya di bidang ekonomi.
IORA Concord direncanakan untuk disetujui para kepala negara dan kepala pemerintahan negara anggota IORA pada KTT IORA pertama di Indonesia pada Maret 2017.
Arrmanatha mengatakan, Concord dirancang sebagai dokumen yang dapat mendorong pemanfaatan peluang secara maksimal dan menjawab tantangan di kawasan.
Dia menambahkan, IORA Concord diantaranya juga ditujukan untuk mengatasi isu-isu non-tradisional di kawasan seperti penangkapan hasil laut secara ilegal (IUU Fishing), perdagangan manusia, peredaran narkoba dan obat terlarang, imigran gelap dan pembajakan.
Gagasan mengenai perlunya IORA Concord digulirkan oleh Indonesia dan disepakati oleh negara anggota IORA pada Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) ke-15 di Padang, 23 Oktober 2015.
Untuk itu, PTM menghasilkan dokumen "Decision on the Establishment of the Ad Hoc Committee of the IORA Concord", yang memandatkan pembentukan sebuah komite guna menyusun IORA Concord.
Komite tersebut direncanakan akan bertemu selama empat kali hingga penyelenggaraan KTT IORA tahun depan.
Pertemuan Komite Ad Hoc IORA Concord dihadiri oleh 20 dari 21 negara anggota IORA, yaitu Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, India, Indonesia, Iran, Kenya, Komoros, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Persatuan Emirat Arab, Seychelles, Singapura, Somalia, Sri Lanka, Tanzania dan Yaman.
Sementara itu, Thailand yang tidak dapat hadir pada pertemuan, menegaskan dukungannya terhadap proses penyusunan IORA Concord dan akan hadir pada pertemuan selanjutnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016