Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia optimistis ekonomi di Provinsi Bali selama tahun 2016 tumbuh pada kisaran 6,09 hingga 6,49 persen yang salah satunya dipacu oleh penurunan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Harga BBM juga menggerakkan perekonomian, usaha-usaha semakin menggeliat," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Kamis.

PT Pertamina (Persero) sebelumnya kembali menurunkan harga BBM jenis Pertalite menjadi Rp7.300 per liter dari harga sebelumnya Rp7.500 mulai 15 Maret 2016.

Pertamina juga melakukan penurunan harga pada produk Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex masing-masing sebesar Rp200 per liter.

Selain karena harga BBM yang menyesuaikan dan mendukung pertumbuhan ekonomi Bali, Dewi menilai perbaikan perekonomian global akan berdampak pada perbaikan kinerja ekspor seiring dengan ekspansi beberapa industri pengolahan.

Konsumsi dan investasi diperkirakan mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan upah minimum provinsi serta terjaganya tarif dasar listrik juga berperan memacu pertumuhan ekonomi di Pulau Dewata.

"Serta proyek pembangunan infrastruktur oleh pemerintah," imbuhnya.

Dari sisi penawaran, lanjut Dewi, perkiraan peningkatan perekonomian bersumber dari perkiraan peningkatan kinerja lapangan usaha pertanian seiring dengan dukungan program pengembangan peningkatan produktivitas pertanian oleh pemerintah.

Industri pariwisata tahun ini juga diprediksi tumbuh lebih baik seiring dengan pemberlakuan bebas visa yang lebih luas diberikan pemerintah kepada sekitar 170 negara.

"Pariwisata betul-betul harus ditata, unsur keamanan diyakinkan, jangan sampai ada `cruise` batal, harus jelas itu kenapa," ucapnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016