Jakarta (Antara Bali) - Indonesia mengincar pasar produk makanan laut atau seafood dan ikan di Amerika Serikat khususnya untuk pasar remaja yang berusia 14-20 tahun (Generasi Z) dengan daya beli mencapai 250 miliar dolar AS dan pangsa pasar sebesar 12 persen dari total populasi.

"Nilai ekspor produk ikan dan seafood Indonesia ke AS, baik mentah maupun olahan, diperkirakan mencapai 1,15 miliar dolar AS. Dengan nilai ekspor yang cukup tinggi tersebut, permintaan generasi Z perlu dicermati," kata Atase Perdagangan Washington D.C. Reza Pahlevi, dalam siaran pers yang diterima, Jumat.

Reza mengatakan, sebagai eksportir ikan dan seafood, Indonesia berada pada peringkat ke-5 setelah Kanada, RRT, Chile dan India. Sedangkan untuk produk makan olahan ikan, Indonesia berada pada peringkat ke-4 setelah Thailand, RRT, dan Kanada.

"Khusus untuk produk udang, tiga pemasok terbesar pasar AS pada 2015 adalah India dengan nilai 273 juta dolar AS, Indonesia sebesar 232 juta dolar AS dan Ekuador senilai 174 juta dolar AS," kata Reza.

Reza menambahkan, produk seafood bernilai tambah asal Indonesia tengah dilirik masyarakat Negeri Paman Sam khususnya pada pameran Seafood Expo North America (SENA) yang berlangsung 6-8 Maret 2016 di Boston, AS.

Salah satu produk seafood bernilai tambah Indonesia yang tampil pada pameran itu adalah "fresh pre-cooked" tuna, sedangkan untuk produk ikan dan seafood olahan lainnya, antara lain udang beku, tuna beku, "fresh" sashimi tuna, kepiting, cumi-cumi, dan lainnya.

Menurut Reza, inovasi produk bernilai tambah yang menawarkan sisi praktis cepat saji seperti ini dapat menjadi salah satu pertimbangan untuk pengembangan produk ikan dan seafood Indonesia.

"Keikutsertaan Indonesia dalam pameran SENA harus terus ditingkatkan mengingat potensi pasar yang sangat besar," ujar Reza.

Reza juga mengungkapkan bahwa Kementerian Perdagangan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan juga berencana untuk meningkatkan komitmen untuk melakukan promosi produk ikan dan seafood Indonesia.

Hal tersebut bertujuan mendorong upaya peningkatan poros maritim dan mengupayakan agar Indonesia dapat menjadi eksportir produk ikan terbesar di Asia Tenggara.

Pasar produk ikan dan seafood AS masih terbuka luas dan Indonesia diharapkan dapat semakin meningkatkan ekspor produk ikan dan seafood olahan yang memiliki nilai tambah dikarenakan banyak produk olahan dari perusahaan AS yang memiliki nilai tambah praktis cepat saji mendapatkan tempat di pasar konsumen AS.  

Reza menambahkan, beberapa unsur yang perlu menjadi perhatian untuk pasar AS adalah keberlanjutan dan kompetisi harga. Hal tersebut menjadi pertimbangan oleh dua supermarket besar di AS, Walmart dan Price Chopper.

Dalam pameran SENA tersebut, paviliun Indonesia mengusung tema "Indonesia Seafood: Safe and Sustainable" dengan menampilkan 16 exhibitor dari Indonesia. Kurang lebih sebanyak 500 buyer potensial dihadirkan oleh KBRI Washington D.C. yang berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016