Denpasar (Antara Bali) - Petugas keamanan desa adat (pecalang) yang tersebar di 1.480 desa adat, delapan kabupaten, dan satu kota di Bali melakukan pengamanan terhadap pelaksanaan tapa brata penyepian menyambut Tahun Baru Saka 1938, Rabu.

Petugas keamanan adat di masing-masing desa pekraman berkoordinasi dengan bendesa adat setempat mengawasi pelaksanaan tapa brata penyepian yang umumnya berlangsung khidmat dan lancar.

Selain itu pecalang juga bertugas mengantisipasi kemungkinan adanya warga yang sakit untuk mengantarkannya ke ke rumah sakit. Dispensasi penggunaan kendaraan maupun sepeda motor pada saat hari suci Nyepi hanya dikeluarkan oleh Desa Pekraman untuk kepentingan yang mendesak seperti orang sakit dan melahirkan.

Kompleks perumahan Perum-Perumnas Monang-Maning Denpasar, kawasan pemukiman yang dihuni sekitar 2.500 kepala keluarga, yang berasal dari berbagai etnis di Nusantara, misalnya dengan toleransi tinggi menghormati pelaksanaan Tapa Brata Penyepian.

Sepanjang jalan dan gang-gang tampak sepi, kecuali hanya beberapa pecalang (petugas keamanan desa adat) yang berjaga di ujung gang dan perempatan jalan.

Kepala Dusun Cemara Agung di Kawasan Perumnas Monang Maning Denpasar I Putu Galung Astika yang warganya terdiri atas lintas agama menjelaskan, pihaknya jauh sebelumnya telah mengadakan koordinasi tentang pengamanan Nyepi.

Pengamanan yang melibatkan para pecalang juga mengikutsertakan tokoh lintas agama dengan harapan memudahkan pengamanan jika ada yang melakukan pelanggaran.

Pecalang mengawasi dan memantau pelaksanaan tapa berata penyepian yang wajib dilaksanakan umat Hindu di wilayahnya masing-masing meliputi amati karya (tidak bekerja dan aktivitas lainnya), amati geni (tidak menyalakan api), amati Lelungan (tidak bepergian) dan amati Lelanguan (tidak mengumbar hawa nafsu, tanpa hiburan/bersenang-senang). (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016