Solo (Antara Bali) - Menkes Nila F Moeloek mengatakan imunisasi polio merupakan salah satu program kesehatan yang paling efektif untuk mencegah kesakitan, kecacatan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Menkes Nilai F Moeloek mengatakan hal itu pada Pencanangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang dilakukan oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo di Taman Cerdas Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Selasa.
"Ya untuk itu saya mengimbau semua pihak dapat melakukan upaya dan memberikan dukungan bagi kesuksesan PIN Polio ini dengan membawa Balitanya ke Pos PIN terdekat untuk memperoleh tetesan vaksin polio," katanya.
Pencanangan ditandai dengan pemukulan gong oleh Ibu Negara diikuti penetesan vaksin polio oral oleh Menko Pembangunan Manusia dan kebudayaan Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Atiqoh Ganjar Pranowo Istri Gubernur Jateng dan Elizabet Endang Hadi Rudyatmo Istri Wali Kota Surakarta.
Indonesia telah berhasil mendapatkan Sertifikat Bebas Polio bersama negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Asia Tenggara atau South East Asia Region (SEARO) pada Maret 2014. Akan tetapi, dewasa ini ada dua negara yaitu Afghanistan dan Pakistan yang masih endemis polio, kata Menkes.
Ia mengatakan untuk menyikapi hal ini, diperlukan komitmen seluruh negara di dunia - termasuk Indonesia - untuk melakukan berbagai tahapan kegiatan menuju Dunia Bebas Polio Tahun 2020.
Dikatakan salah satu tahapan adalah kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia pada tanggal 8 - 15 Maret 2016 dengan sasaran anak usia 0 - 59 bulan.
PIN Polio ini bertujuan untuk memperkuat imunisasi rutin dan menutup kesenjangan imunitas akibat masih adanya daerah-daerah kantong dengan cakupan imunisasi rutin yang rendah. Oleh karena itu, PIN Polio kali ini harus dapat menjangkau minimal 95 persen cakupan dari sasaran.
Menkes mengatakan terutama balita yang belum pernah atau belum lengkap mendapat imunisasi polio rutin. Selanjutnya dalam upaya menuju Dunia Bebas Polio Tahun 2020, hal yang juga sangat penting dilaksanakan adalah untuk selalu mempertahankan cakupan imunisasi rutin dengan target cakupan imunisasi polio di atas 95 persen.
Menkes berharap melalui PIN Polio dan cakupan imunisasi polio rutin yang tinggi dan merata tahun ini, Indonesia dapat mempertahankan status Bebas Polio dan berkontribusi dalam mewujudkan Dunia Bebas Polio Tahun 2020.
"Ya dengan demikian, kita benar-benar mewujudkan generasi muda bangsa Indonesia yang sehat, bebas dari cacat tubuh akibat polio, berkualitas, produktif dan berdaya saing," katanya.
Ia mengatakan tentang PIN Polio 2016 total sasaran PIN Polio tahun 2016 (usia 0-59 bulan) adalah 23.721.004 anak. Vaksin yang akan digunakan yaitu vaksin polio tetes (trivalent Oral Polio Vaccine) produksi lokal PT Biofarma. Saat ini vaksin tersebut sudah dikirimkan sampai ke puskesmas.
Pekan Imunisasi Nasional (PIN) akan dilaksanakan pada tanggal 8 hingga 15 Maret 2016 di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di DI Yogyakarta (karena DIY tidak lagi menggunakan vaksin polio tetes), dengan target cakupan diatas 95 persen.
Total provinsi dan kabupaten/kota yang akan melaksanakan PIN Polio adalah 33 provinsi dan 509 kabupaten/kota, dengan total Pos PIN tahun ini sekitar 300.000. PIN Polio dilaksanakan di 300 Pos PIN. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Menkes Nilai F Moeloek mengatakan hal itu pada Pencanangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang dilakukan oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo di Taman Cerdas Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Selasa.
"Ya untuk itu saya mengimbau semua pihak dapat melakukan upaya dan memberikan dukungan bagi kesuksesan PIN Polio ini dengan membawa Balitanya ke Pos PIN terdekat untuk memperoleh tetesan vaksin polio," katanya.
Pencanangan ditandai dengan pemukulan gong oleh Ibu Negara diikuti penetesan vaksin polio oral oleh Menko Pembangunan Manusia dan kebudayaan Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Atiqoh Ganjar Pranowo Istri Gubernur Jateng dan Elizabet Endang Hadi Rudyatmo Istri Wali Kota Surakarta.
Indonesia telah berhasil mendapatkan Sertifikat Bebas Polio bersama negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Asia Tenggara atau South East Asia Region (SEARO) pada Maret 2014. Akan tetapi, dewasa ini ada dua negara yaitu Afghanistan dan Pakistan yang masih endemis polio, kata Menkes.
Ia mengatakan untuk menyikapi hal ini, diperlukan komitmen seluruh negara di dunia - termasuk Indonesia - untuk melakukan berbagai tahapan kegiatan menuju Dunia Bebas Polio Tahun 2020.
Dikatakan salah satu tahapan adalah kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia pada tanggal 8 - 15 Maret 2016 dengan sasaran anak usia 0 - 59 bulan.
PIN Polio ini bertujuan untuk memperkuat imunisasi rutin dan menutup kesenjangan imunitas akibat masih adanya daerah-daerah kantong dengan cakupan imunisasi rutin yang rendah. Oleh karena itu, PIN Polio kali ini harus dapat menjangkau minimal 95 persen cakupan dari sasaran.
Menkes mengatakan terutama balita yang belum pernah atau belum lengkap mendapat imunisasi polio rutin. Selanjutnya dalam upaya menuju Dunia Bebas Polio Tahun 2020, hal yang juga sangat penting dilaksanakan adalah untuk selalu mempertahankan cakupan imunisasi rutin dengan target cakupan imunisasi polio di atas 95 persen.
Menkes berharap melalui PIN Polio dan cakupan imunisasi polio rutin yang tinggi dan merata tahun ini, Indonesia dapat mempertahankan status Bebas Polio dan berkontribusi dalam mewujudkan Dunia Bebas Polio Tahun 2020.
"Ya dengan demikian, kita benar-benar mewujudkan generasi muda bangsa Indonesia yang sehat, bebas dari cacat tubuh akibat polio, berkualitas, produktif dan berdaya saing," katanya.
Ia mengatakan tentang PIN Polio 2016 total sasaran PIN Polio tahun 2016 (usia 0-59 bulan) adalah 23.721.004 anak. Vaksin yang akan digunakan yaitu vaksin polio tetes (trivalent Oral Polio Vaccine) produksi lokal PT Biofarma. Saat ini vaksin tersebut sudah dikirimkan sampai ke puskesmas.
Pekan Imunisasi Nasional (PIN) akan dilaksanakan pada tanggal 8 hingga 15 Maret 2016 di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di DI Yogyakarta (karena DIY tidak lagi menggunakan vaksin polio tetes), dengan target cakupan diatas 95 persen.
Total provinsi dan kabupaten/kota yang akan melaksanakan PIN Polio adalah 33 provinsi dan 509 kabupaten/kota, dengan total Pos PIN tahun ini sekitar 300.000. PIN Polio dilaksanakan di 300 Pos PIN. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016