Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengharapkan umat Hindu dapat memaknai Hari Suci Nyepi yang jatuh pada 9 Maret 2016 dengan melakukan introspeksi diri.
"Waktu yang diberikan pada Nyepi merupakan waktu yang tepat untuk merenenung dan mempersiapkan apa yang kan dikerjakan pada masa yang akan datang," kata Pastika saat berorasi pada acara Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Denpasar, Minggu.
Menurut Pastika, memang benar rezeki, jodoh, dan maut hanya Tuhan yang tahu. Meskipun semua hal tersebut sudah ada yang mengatur, akan tetapi manusia dibekali bayu (kemampuan bergerak), sabda (kemampuan berbicara) dan idep (kemampuan berpikir).
Oleh karena itu, sebagai mahluk yang memiliki kelebihan akal (idep), ucap dia, manusia akan mampu memilih dan menentukan masa depannya yang lebih baik dan menghidari hal yang buruk.
Momentum Nyepi diharapkan dapat menjadi waktu yang tepat untuk pengendalian diri dari hal-hal yang dapat membahayakan diri sendiri. "Saat Nyepi saya tidak ingin dipakai ajang metuakan (minum minuman keras dan maceki (berjudi)," harapnya.
Pada penyampaian orasi tersebut, Pastika juga mengingatkan masyarakat yang melakukan kegiatan di sektor ekonomi untuk menyiapkan data untuk berpartisipasi dalam kegiatan Sensus Ekonomi yang akan dilaksanakan pada Mei mendatang.
Hal ini mengingat hasil sensus tersebut sangat bermanfaat dan akan menjadi kompas dan obor dalam melaksanakan pembangunan ke depan sehingga kebijakan yang diambil oleh pemerintah akan tepat sasaran.
Orasi lain datang dari Kabid Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Made Laksmiwati yang menyampaiakan sistem rujukan dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang melaksanakan rujukan adalah dimulai dari puskesmas, klinik, maupun praktik mandiri.
Sistem rujukan yang tidak tepat sasaran akan menyebabkan kepadatan pasien yang tidak terkendali di rumah sakit. Untuk mengantispasi hal ini sekarang sudah disiapkan oleh pemerintah yaitu puskesmas yang sudah mampu melaksanakan perawatan sehingga tidap perlu dirujuk ke RS.
Di setiap puskesmas perawatan sudah dilengkapi dengan 10 tempat tidur untuk pasien yang perlu perawatan khusus. Sampai 2015 sudah terdapat 37 puskesmas yang mampu melaksanakan rawat inap dan akan ditambah 20 unit hingga 2018.
Made Laksmiwati berharap kepada masyrakat agar tidak selalu minta rujukan ke rumah sakit. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Waktu yang diberikan pada Nyepi merupakan waktu yang tepat untuk merenenung dan mempersiapkan apa yang kan dikerjakan pada masa yang akan datang," kata Pastika saat berorasi pada acara Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Denpasar, Minggu.
Menurut Pastika, memang benar rezeki, jodoh, dan maut hanya Tuhan yang tahu. Meskipun semua hal tersebut sudah ada yang mengatur, akan tetapi manusia dibekali bayu (kemampuan bergerak), sabda (kemampuan berbicara) dan idep (kemampuan berpikir).
Oleh karena itu, sebagai mahluk yang memiliki kelebihan akal (idep), ucap dia, manusia akan mampu memilih dan menentukan masa depannya yang lebih baik dan menghidari hal yang buruk.
Momentum Nyepi diharapkan dapat menjadi waktu yang tepat untuk pengendalian diri dari hal-hal yang dapat membahayakan diri sendiri. "Saat Nyepi saya tidak ingin dipakai ajang metuakan (minum minuman keras dan maceki (berjudi)," harapnya.
Pada penyampaian orasi tersebut, Pastika juga mengingatkan masyarakat yang melakukan kegiatan di sektor ekonomi untuk menyiapkan data untuk berpartisipasi dalam kegiatan Sensus Ekonomi yang akan dilaksanakan pada Mei mendatang.
Hal ini mengingat hasil sensus tersebut sangat bermanfaat dan akan menjadi kompas dan obor dalam melaksanakan pembangunan ke depan sehingga kebijakan yang diambil oleh pemerintah akan tepat sasaran.
Orasi lain datang dari Kabid Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Made Laksmiwati yang menyampaiakan sistem rujukan dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang melaksanakan rujukan adalah dimulai dari puskesmas, klinik, maupun praktik mandiri.
Sistem rujukan yang tidak tepat sasaran akan menyebabkan kepadatan pasien yang tidak terkendali di rumah sakit. Untuk mengantispasi hal ini sekarang sudah disiapkan oleh pemerintah yaitu puskesmas yang sudah mampu melaksanakan perawatan sehingga tidap perlu dirujuk ke RS.
Di setiap puskesmas perawatan sudah dilengkapi dengan 10 tempat tidur untuk pasien yang perlu perawatan khusus. Sampai 2015 sudah terdapat 37 puskesmas yang mampu melaksanakan rawat inap dan akan ditambah 20 unit hingga 2018.
Made Laksmiwati berharap kepada masyrakat agar tidak selalu minta rujukan ke rumah sakit. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016