Denpasar (Antara Bali) - Upaya ketahanan pangan skala rumah tangga tengah diperkuat di wilayah Kota Denpasar, Bali, dengan memberikan pelatihan kepada ibu-ibu untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan dengan ditanami tanaman pangan maupun berbagai jenis tumbuhan berkhasiat obat.

"Untuk memperkuat ketahanan pangan, kita sudah mengembangkan kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) untuk memaksimalkan pemanfaatan area pekarangan atau lahan tidur menjadi kawasan hijau," ujar Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kota Denpasar, I Gede Ambara Putra di Peguyangan, Jumat.

Dia melanjutkan, tujuan MKRPL adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, mengembangkan ekonomi produktif serta menciptakan lingkungan hijau berbasis tanaman pangan maupun tanaman obat untuk kebutuhan kelurga (TOGA).

Sasaran kegiatan MKRPL adalah dengan mengedukasi ibu-ibu rumah tangga tentang pentingnya memanfaatkan lahan pekarangan sehingga ke depan menciptakan ketahanan pangan, minimal dalam skala rumah tangga. Ketika inflasi melanda dan terjadi lonjakan harga-harga di pasaran, lingkup rumah tangga tak banyak terpengaruh karena telah disiapkan langkah antisipasi dengan menanami lahan dengan tanaman pangan.

"Selama ini, selain mengedukasi ibu rumah tangga, juga disiapkan bibit tanaman seperti cabai, terong, tomat dan berbagai jenis sayur-mayur. Bibit tanaman obat keluarga pun disediakan pula untuk dikembangkan di rumah-rumah warga," ujarnya.

Menurut dia, inovasi disertai penerapan teknologi pertanian terus dikembangkan guna mencapai tujuan nasional terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang merupakan tujuan sekaligus sebagai sasaran dari ketahanan pangan di Indonesia.

Kota Denpasar, sebagai jantung Provinsi Bali, di mana terdapat banyak keluarga dengan lahan pekarangan yang sangat sempit, harus ikut serta mendukung tujuan nasional akan tercapainya ketahanan pangan keluarga.

Selama ini, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar telah mengembangkan kawasan ini dengan cara melakukan pembinaan, monitoring, penyuluhan dan bantuan bibit pada kelompok-kelompok yang telah terbentuk. Harapannya adalah nantinya kelompok yang terbentuk mampu menularkan pada keluarga lainnya, sehingga konsep dan tujuan MKRPL dapat tercapai.

"Ketika memasuki masa panen, maka kita juga sudah siapkan kegiatan seperti Pasar Galungan dan even lain, sehingga pelaku usaha pertanian ini dapat menjual hasil panen. Bisa dikemas dalam bentuk sayuran segar, maupun telah melalui proses pengolahan," ujar Ambara Putra.

Dikatakan dia, untuk di kawasan Kota Denpasar, kelompok tani di Peguyangan dan Sembung adalah contoh daerah yang berhasil memberdayakan masyarakat dengan mengembangkan usaha pertanian.

Sejumlah gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Peguyangan dan Sembung bahkan sudah mampu menyuplai produk sayuran ke berbagai hotel, swalayan serta pasar-pasar tradisional di wilayah Denpasar.

"Gapoktan di Peguyangan bahkan mampu menghasilkan omzet lebih dari Rp20 juta per bulan dengan menyuplai berbagai sayuran di hotel dan swalayan. Gapoktan di Sembung dapat menghasilkan keuntungan bersih Rp69 juta dalam setahun kemarin," ucap Ambara Putra. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Tri Vivi Suryani

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016