Denpasar (Antara Bali) - Bali mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,38 persen selama bulan Februari 2016, lebih besar dari inflasi tingkat nasional pada bulan yang sama hanya tercatat 0,09 persen.

"Dari 33 provinsi di Indonesia yang menjadi sasaran survei 22 provinsi di antaranya mengalami inflasi dan 11 lainnya deflasi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Ir Adi Nugroho di Denpasar, Rabu.

Ia mengatakan, inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebesar 0,61 persen dan terendah di Provinsi Maluku Utara.

Sementara deflasi terbesar terjadi di Sumatera Barat 0,61 persen dan terkecil di Bengkulu 0,002 persen.

Hasil pemantauan harga-harga di daerah pedesaan di Bali pada bulan Februari 2016 menunjukkan nilai tukar petani (NTP) mengalami kenaikan sebesar 0,44 persen dari 104,96 persen pada bulan Januari 2016 menjadi 105,42 persen pada Februari 2016.

Dari sisi indeks yang diterima petani (lt) tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,76 persen dari 126,30 pada bulan Januari 2016 menjadi 127,26 persen pada bulan Februari 2016.

Sedangkan dari sisi indeks yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan sebesar 0,32 persen dari 120,33 persen pada bulan Januari 2016 menjadi 120,71 persen pada bulan Februari 2016.

Adi Nugroho menambahkan, dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali terdiri atas empat subsektor mengalami kenaikan dan satu subsektor mengalami penurunan.

Keempat subsektor yang mengalami kenaikan terdiri atas subsektor hortikultura sebesar 0,53 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,07 persen, peternakan 1,02 persen dan subsektor perikanan 0,74 persen.

Satu-satunya subsektor yang mengalami penurunan adalah tanaman pangan sebesar 0,19 persen, ujar Adi Nugroho.  (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016