Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, mengapresiasi kontribusi Pemerintah Jepang yang memberikan bantuan sosial kepada penyandang disabilitas di Yayasan Bhakti Senang Hati daerah setempat.

"Ini sangat membantu pengembangan warga kami sehingga bantuan ini memberikan manfaat bagi mereka," kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gianyar, I Made Watha ditemui usai menerima kunjungan perwakilan Konsulat Jenderal Jepang di yayasan setempat di Desa Siangan, Gianyar, Selasa.

Kepala Desa Siangan, Dewa Nyoman Raka juga menyampaikan hal serupa mengingat bantuan sosial tersebut memberikan dampak peningkatan akses dan fasilitas warga penyandang disabilitas di desanya.

"Ini sangat positif dalam memberikan akses bagi penyandang disabilitas sehingga mereka bisa dilatih untuk keterampilan dan bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya," ucapnya.

Di yayasan itu, Jepang menghibahkan 36 ribu dolar AS untuk pembangunan gedung dengan empat ruangan yang digunakan sebagai tempat belajar dan mengasah keterampilan.

Yayasan yang didirikan Ni Putu Suriati itu, puluhan penyandang disabilitas diajarkan bahasa Indonesia dan Inggris, komputer, mengasah keterampilan menjahit, seni musik, melukis hingga membuat kerajinan tangan yang dipajang di yayasan tersebut.

Bahkan hasil kerajinan tangan seperti pusi-pusi (kerajinan tangan dari kain berbentuk kantong) dijual kepada pengepul yang didistribusikan ke Australia.

"Ini sangat membantu saya menjadi mandiri. Lumayan mendapat penghasilan," kata Gusti Ayu Kerti yang terampil menggunakan mesin jahit dengan mampu menghasilkan 30 potong kerajinan tiap hari.

Pengurus yayasan setempat I Nyoman Sukadana mengatakan bahwa pihaknya ingin mengisi bantuan tersebut dengan memberikan keterampilan kepada warga disabilitas sehingga mereka juga bisa menghasilkan tambahan ekonomi.

"Kami adakan program kelas keterampilan. Dalam waktu sekitar tiga tahun, kami bisa melepas mereka karena sudah dibekali keterampilan," ucapnya.

Saat ini sekitar 40 warga disabilitas yang tidak hanya berasal dari Bali melainkan juga dari Lombok dan Pulau Nias, belajar keterampilan dan kemampuan bahasa dan komputer.

Dari jumlah itu, 20 orang di antaranya menetap di asrama yang didirikan di yayasan tersebut untuk mengeyam pendidikan dan keterampilan.

Pihaknya berharap agar masyarakat yang memiliki anggota keluarga disabilitas untuk memberikan keterampilan di yayasan karena selama ini masih banyak masyarakat yang memiliki keengganan mendaftarkan anggota keluarganya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016