Denpasar (Antara Bali) - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bali menyiapkan sejumlah armada bus antarkota antarprovinsi untuk mengantisipasi lonjakan pemudik keluar Pulau Dewata menuju sejumlah kota di Pulau Jawa menjelang Hari Raya Nyepi.

"Biasanya lonjakan arus mudik terjadi tiga hari dan puncaknya dua hari sebelum Nyepi," kata Ketua Organda Bali, I Ketut Eddy Dharma Putra di Denpasar, Selasa.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, biasanya terjadi peningkatan penumpang yang merupakan para pendatang dari Pulau Jawa yang tidak merayakan Nyepi mudik ke kampung halamannya.

Ia memprediksi lonjakan penumpang mencapai lima hingga 10 persen dari tahun sebelumnya.

Setiap harinya, lanjut dia, rata-rata 80 unit bus antarkota antarprovinsi melayani Bali-Jawa.

Sebagian besar kota tujuan tersebut yakni Surabaya, Malang, Jember, Banyuwangi dan sejumlah kota di Jawa Timur.

Meski demikian, pihaknya tidak menerapkan kenaikan tarif bus tersebut.

Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1938 jatuh pada Rabu, 9 Maret 2016.

Rangkaian Nyepi dimulai dengan kegiatan ritual "melasti" atau pembersihan atau penyucian sarana upacara yang digelar di sejumlah mata air atau pantai beberapa hari sebelum Nyepi.

Sehari sebelum Nyepi atau disebut "Pengerupukan", umat Hindu menggelar ritual "Tawur Kesanga" dengan melaksanakan upacara "mecaru" atau penyucian alam semesta atau Bhuwana Agung.

Rangkaian kemudian dilanjutkan dengan pawai dan mengarak "ogoh-ogoh" atau patung raksasa yang melambangkan sifat Bhuta Kala yang harus dimusnahkan.

Saat Nyepi, umat Hindu melakanakan Catur Brata Penyepian, yakni empat pantangan (larangan) yang wajib dilaksanakan dan dipatuhi.

Keempat larangan tersebut meliputi tidak melakukan kegiatan/bekerja (amati karya), tidak menyalakan lampu atau api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan) serta tidak mengadakan rekreasi, bersenang-senang atau hura-hura (amati lelanguan). (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016