Singaraja (Antara Bali) - Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Buleleng, Bali mengklaim sebanyak 65 ribu pohon gaharu telah ditanam di sembilan kecamatan di daerah itu sebagai langkah penghijauan hutan dan daerah kebun.

"Tanaman jenis gaharu memang termasuk kategori tanaman keras yang biasa hidup di hutan sehingga sangat bagus untuk penghijauan," kata kepala Dishutbun Buleleng, Ketut Nerda, Sabtu.

Ia menjelaskan, selama ini pihaknya memberikan bantuan pengadaan bibit pohon jenis gaharu tersebut bahkan setiap tahun selalu ada permintaan dari kelompok masyarakat yang menggunakan lahannya untuk tanaman penghasil wewangian itu.

Dikatakan, ada teknik khusus melakukan penanaman jenis pohon itu. "Untuk melakukan inokulasi tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit terkait penggunaan jamur yang harganya mencapai Rp500ribu sampai Rp2 juta.

"Jamur yang disuntikan tersebut biasanya disediakan di sejumlah laboratorium universitas yang melakukan penelitian terhadap gaharu. Salah satu adalah Universitas Mataram (Unram) yang ada di Nusa Tenggara Barat dan jamur itulah yang nantinya memicu terbentuknya gubal dan menghasilkan bahan beraroma harum," katanya.

Tapi, lanjutnya, ia mengaku optimis dengan keberadaan pohon yang diakuinya memiliki nilai ekonomi tinggi. Sehingga, ada bentuk ketertarikan untuk mengetahui lebih dalam terkait dengan penjualan Gaharu yang selama ini banyak dilakukan melalui situs internet.

Nerda memaparkan, selama ini pihaknya baru mengetahui beberapa organisasi perkumpulan penanam Gaharu yang menamakan diri dalam wadah Asosiasi Gaharu Indonesia (ASGARIN).

Bahkan, beberapa hasil dari inokulasi yang dilakukan dengan sistem kerja sama telah dilihatnya di kawasan Desa Unggahan, Kecamatan Seririt. "Saya sudah saksikan bagaimana pohon ini diolah," ujarnya.

Selain itu, kata dia, daunnya pun memiliki nilai ekonomi lain karena dimanfaatkan sebagai teh dan juga diperjualbelikan. "Namun yang menjadi permasalahan selama untuk mengakomodir permintaan masyarakat penanam pohon gaharu adalah karena mahalnya cairan jamur tersebut," paparnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016