Gianyar (Antara Bali) - Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI, Dra. Lenny Nurhayati Rosalin.M.SC bersama tim Konvensi Hak Anak dari Jepang dan Korea Selatan mengadakan pertemuan dengan Bupati Gianyar Anak Agung Gde Agung Bharata di Ruang kerja bupati Senin.
"Pertemuan itu dilakukan untuk memantapkan kegiatan Internasional Konvensi Hak Anak (Child Friendly Asian Conference) 2016 yang rencananya akan digelar di Kabupaten Gianyar, Nopember 2016," kata Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI, Dra. Lenny Nurhayati Rosalin.M.SC mengadakan pertemuan dengan Bupati Gianyar, Anak Agung Bharata, Senin.
Ia memaparkan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama tiga hari, 22 -24 Nopember 2016 dihadiri sekitar 500 orang pemerhati hak anak dari dalam dan luar negeri.
Hari kedua (23/11) diisi dengan pemaparan dari masing- masing perwakilan negara yang konsen dengan KLA.
Menurut Lenny Nurhayati, Indonesia akan diberi waktu khusus untuk memaparkan tentang kabupaten/kota yang sudah mendeklarasikan KLA di daerahnya.
Peserta pada tanggal 24/11 mengunjungi proyek-proyek percontohan yang sudah ramah anak, seperti sekolah, puskesmas, desa/kelurahan maupun fasilitas-fasilitas penunjang KLA.
Lenny Nurhayati yang sudah beberapa kali mengunjungi Kabupaten Gianyar, sangat berkeinginan agar pada kegiatan internasional bisa ditampil kesenian tradisional seperti tari-tarian yang dibawakan oleh anak-anak.
Hal itu mengingat dalam beberapa kali kunjungannya ke Gianyar, ia pernah disuguhkan tarian yang dibawakan anak-anak berkebutuhan khusus. Tidak hanya itu, Lenny juga mengusulkan pada pembukaan nanti bisa ditampilkan tarian pucuk secara kolosal yang dibawakan anak-anak sekolah di Gianyar.
"Tentu yang kami paparkan bersama tim ini baru sebatas usulan, dimana semua keputusan nanti akan ditentukan oleh Bupati Gianyar sebagai tuan rumah penyelenggara," tegas Lenny Nurhayati Rosalin.
Sementara itu tim dari Jepang yang terdiri dari, Aramaki, Ms.Uchida, Nomura, Hirano dan Hannda mengaku sudah mengenal Bali khususnya di Gianyar yang sangat identik dengan seni dan budayanya.
Aramaki juga sangat mendukung kegitan tersebut diisi dengan berbagai kesenian tradisional. Ia juga sangat mengagumi perhatian Pemkab Gianyar pada perlindungan anak di Gianyar.
Di Jepang juga ada kota yang hampir mirip dengan kabupaten layak anak di Indonesia yakni Kota Setagaya. Di sana program-program tentang perlindungan anak, hampir mrip dengan KLA di Indonesia.
Bupati Gianyar A.A Gde Agung Bharata,mengaku sangat bangga Kabupaten Gianyar bisa ditunjuk menjadi tuan rumah kegiatan internasional Konvensi Hak Anak 2016.
Bupati Bharata berjanji akan menampilkan yang terbaik , seperti kenyamanan tempat pelaksanaan, tempat/ lokasi kunjungan maupun dari segi hiburan.
"Untuk menentukan lokasi atau tempat pelaksanaan, kami belum bisa putuskan sekarang, kami harus koordinasi dulu dengan instansi terkait dan juga pihak Kementerian, karena ini event bersifat internasioanl, kami tidak hanya membawa nama Gianyar atau Bali pada khususnya, namun nama Indonesia," jelas Bupati Agung Bharata. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Pertemuan itu dilakukan untuk memantapkan kegiatan Internasional Konvensi Hak Anak (Child Friendly Asian Conference) 2016 yang rencananya akan digelar di Kabupaten Gianyar, Nopember 2016," kata Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI, Dra. Lenny Nurhayati Rosalin.M.SC mengadakan pertemuan dengan Bupati Gianyar, Anak Agung Bharata, Senin.
Ia memaparkan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama tiga hari, 22 -24 Nopember 2016 dihadiri sekitar 500 orang pemerhati hak anak dari dalam dan luar negeri.
Hari kedua (23/11) diisi dengan pemaparan dari masing- masing perwakilan negara yang konsen dengan KLA.
Menurut Lenny Nurhayati, Indonesia akan diberi waktu khusus untuk memaparkan tentang kabupaten/kota yang sudah mendeklarasikan KLA di daerahnya.
Peserta pada tanggal 24/11 mengunjungi proyek-proyek percontohan yang sudah ramah anak, seperti sekolah, puskesmas, desa/kelurahan maupun fasilitas-fasilitas penunjang KLA.
Lenny Nurhayati yang sudah beberapa kali mengunjungi Kabupaten Gianyar, sangat berkeinginan agar pada kegiatan internasional bisa ditampil kesenian tradisional seperti tari-tarian yang dibawakan oleh anak-anak.
Hal itu mengingat dalam beberapa kali kunjungannya ke Gianyar, ia pernah disuguhkan tarian yang dibawakan anak-anak berkebutuhan khusus. Tidak hanya itu, Lenny juga mengusulkan pada pembukaan nanti bisa ditampilkan tarian pucuk secara kolosal yang dibawakan anak-anak sekolah di Gianyar.
"Tentu yang kami paparkan bersama tim ini baru sebatas usulan, dimana semua keputusan nanti akan ditentukan oleh Bupati Gianyar sebagai tuan rumah penyelenggara," tegas Lenny Nurhayati Rosalin.
Sementara itu tim dari Jepang yang terdiri dari, Aramaki, Ms.Uchida, Nomura, Hirano dan Hannda mengaku sudah mengenal Bali khususnya di Gianyar yang sangat identik dengan seni dan budayanya.
Aramaki juga sangat mendukung kegitan tersebut diisi dengan berbagai kesenian tradisional. Ia juga sangat mengagumi perhatian Pemkab Gianyar pada perlindungan anak di Gianyar.
Di Jepang juga ada kota yang hampir mirip dengan kabupaten layak anak di Indonesia yakni Kota Setagaya. Di sana program-program tentang perlindungan anak, hampir mrip dengan KLA di Indonesia.
Bupati Gianyar A.A Gde Agung Bharata,mengaku sangat bangga Kabupaten Gianyar bisa ditunjuk menjadi tuan rumah kegiatan internasional Konvensi Hak Anak 2016.
Bupati Bharata berjanji akan menampilkan yang terbaik , seperti kenyamanan tempat pelaksanaan, tempat/ lokasi kunjungan maupun dari segi hiburan.
"Untuk menentukan lokasi atau tempat pelaksanaan, kami belum bisa putuskan sekarang, kami harus koordinasi dulu dengan instansi terkait dan juga pihak Kementerian, karena ini event bersifat internasioanl, kami tidak hanya membawa nama Gianyar atau Bali pada khususnya, namun nama Indonesia," jelas Bupati Agung Bharata. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016